Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ngobrol Medsos Sambil Santap Sate Pak Kromo di Soreang

14 Agustus 2020   10:19 Diperbarui: 15 Agustus 2020   13:09 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis malam lalu, sekira jam 18an. Saya diundang ngobrol di kedai Sate Pak Kromo, Jalan Raya Gading Tutuka, Soreang. Areanya perempatan menuju tol Soroja, Kabupaten Bandung. Sambil ngobrol saya pesan kopi hitam tanpa gula. Meski pahit, tetapi nikmat karena hangat. 

Di warung sate Pak Kromo, saya menyantap sate ayam sepuluh tusuk dan nasi putih hangat. Ada bumbu terpisah dan sambal disertai acar mentimun. Segar saat dikunyah. Berselang antara daging sate dan acarnya. Untuk minumnya, saya pesan air mineral. Kalau dihitung tidak sampai 50 ribuan. Tadinya ingin sate kambing yang full dagingnya. Tapi sedang kosong. Satenya besar-besar dan lembut saat digigit. Enak dikunyah pas hangat. 

Teman ngobrol saya, Pak Haji, pesan gurame terbang dengan nasi liwet ditambah tahu tempe dan lalapan serta sambal. Di Sate Pak Kromo Soreang, gurame goreng dibalut dengan tepung dan saat ikut nyicip terasa dagingnya lembut dan bumbunya nyerap. Pokoknya enak dimulut. Bisa dimakan untuk dua orang kalau pesan satu gurame terbang. Alhamdulillah kenyang dan terasa nikmat.

Di Sate Pak Kromo Soreang ini, saya ngobrol seputar media sosial (medsos). Kini dalam medsos banjir aneka informasi. Mulai jualan makanan, minuman, gadget hp dan tablet, masker, ikan hias, dan pakaian. Kampanye pemilihan pemimpin daerah dan ajakan ngaji online pun memenuhi medsos. 

Tidak ketinggalan jualan pakaian dalam wanita pun tersaji pada instagram dan facebook. Dan yang paling banyak digandrungi untuk medsos di antaranya WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Itu yang banyak digunakan. Kalau whatsapp tentu hamper semua orang sekarang ini yang punya handphone gunakan aplikasi tersebut. 

Untuk facebook lebih banyak usia di atas remaja sampai Orangtua. Nah, Instagram mulai dari anak remaja sampai artis dan pebisnis pun mainnya di Instagram. Saya baca dalam majalah tentang marketing bahwa yang banyak digunakan di Indonesia adalah Facebook dan sifatnya familiar. 

Selanjutnya medsos yang banyak digunakan adalah Instagram. Dua medsos ini kini menjadi ladang untuk aneka bisnis. Itu sih yang saya ketahui dan teramati dalam pergulatan media sosial.

Saya kira medsos mampu memanjakan mata sekaligus menguras duit orang. Orang yang usaha kuota dan pulsa serta jualan hp kini sedang bagus dalam bisnis. Hampir seluruh anak sekolah dan mahasiswa kini belajarnya menggunakan alat elektronik (smartphone) dan bergantung dengan kuota.

Kasihan memang dengan anak sekolah di daerah dipaksa belajar melalui daring. Kasihan orangtua yang penghasilan pas-pasan dipaksa untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya harus jual barang berharganya untuk beli hp dan kuota. Ya, ini persoalan yang cukup berat bagi masyarakat Indonesia. Semoga cepat sirna wabah Covid19 ini. *** (Ahmad Sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun