Mari sedikit melintas sejarah. Sudah diketahui umum bahwa ajaran dan otoritas agama, setelah Nabi Ibrahim as, berlanjut kepada dua putranya, Ismail dan Ishaq, sehingga ajaran agama Nabi Ibrahim as mengalir dari keduanya. Darinya muncul agama yang dibawa Nabi Musa as, yang disebut Yahudi dan agama yang dibawa oleh Nabi Isa as disebut Nasrani.
Agama-agama ini bisa dikatakan melanjutkan agama Ibrahim as. Terkait ini, yang layak direnungkan adalah ajaran Nabi Ibrahim as ternyata masih dianut di Makkah (saat muncul agama Islam) sebagai ajaran yang tersisa dari nenek moyang. Konon Abdul Muthalib dan Abu Thalib dianggap menganut agama Ibrahim as, yang berarti masuk penganut agamanya Zaid bin Amr. Â Tentang Zaid bin Amr, saya heran mengapa agama Yahudi dan Nasrani, yang jelas melanjutkan misi Ilahi dari Nabi Ibrahim as tidak dianutnya?Â
Bahkan, seorang Nabi Muhammad Saw yang notabene pemegang otoritas agama Ilahi yang terakhir (Islam) mengakui agama Zaid bin Amr sebagai satu umat tersendiri. Dan menariknya Nabi saat di Madinah membiarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjalankan agamanya sendiri. Padahal, saat itu Nabi berkuasa untuk mengubah keyakinan mereka. Dan ini tampaknya layak menjadi bahan diskusi. *** (Ahmad Sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H