Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Puisi) Malam Satu, Dua, Tiga, dan Empat

15 April 2020   10:55 Diperbarui: 15 April 2020   11:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SURAT MALAM PERTAMA

kekasihku
menunggu adalah melanjutkan prosesi
hidup yang batasnya kematian

semakin besar harap, makin lemah aku berdiri
dihadapan Tuhan Yang Maha Esa

siapa pun tahu kehidupan berada
pada kehendak-Nya

kekasihku
menunggu adalah tali temali
yang berantai bak sarang laba-laba
yang menunggu santap saji
anugerah-Nya

walau berat beban
dipundak
menunggu pasti

2007

SURAT MALAM DUA

kekasihku, engkaulah aku
diperaduanmu
dalam denyut nadimu

19-06-2007

SURAT MALAM TIGA

detak jantungku mengalun
tiada yang kuberikan
hanya itu yang terpanjat

20-06-2007

SURAT MALAM EMPAT

andai tiada sepakat
kuingin tiada dendam
atau sesal karena angkuh

yang selimuti aku atau dirimu
atau kabar-kabar yang sengaja ditularkan
seperti virus

diam-diam gerogoti
diam-diam menuju ajal

andai tiada bijak
padaku yang terbatasi dunia

kuingin tetap, kau, seru aku lewat doa
dan maaf atas noda-noda tanganku

21-06-2007

*** Ahmad Sahidin ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun