Masa pembatasan sosial, yang diharuskan berdiam di rumah, saya pikir tidak ada kegiatan lain yang manfaat dilakukan di rumah selain membaca buku. Memang ada tugas dari lembaga tempat mengajar untuk menyiapkan bahan pembelajaran jarak jauh digital. Saat sudah tuntas maka kembali pada buku dan sesekali membaca Alquran.
Saya lihat rak buku. Banyak buku yang belum dibaca tuntas, bahkan ada buku yang masih pakai plastik. Dan ini saatnya baca buku lagi.
Saat lihat rak buku, saya bingung mana yang harus dipilih dan dibaca. Saya lihat buku berjudul "Syiah, Ajaran dan Praktiknya" diterbitkan Alhuda Jakarta tahun 2012. Buku ini diterjemahkan dari buku "Doctrines of Shii Islam: A Compendium of Imami Beliefs and Practices" karya Ayatullah Jafar Subhani. Saya ambil saja untuk dibaca. Penulisnya saya ketahui seorang yang menulis buku "Ar-Risalah", yang menguraikan sejarah Nabi Muhammad Saw.
Buku "Syiah, Ajaran dan Praktiknya" ini tebalnya 300 halaman. Alhamdulillah bukunya tuntas dibaca.
Secara isi buku ini menarik karena mengupas konsepsi keagamaan dari mazhab Syiah Duabelas Imam yang dikenal pengikut Ahlulbait. Dibahas tentang ketuhanan, rincian keimanan dan keyakinan meliputi Allah dan sifatnya, malaikat, nubuwwah dan kitab suci, keadilan Tuhan, hari akhir dan kehidupan barzah. Dilengkapi dengan dalil Al-Quran dan hadis.
Selain itu diuraikan juga prinsip utama yang membedakan Syiah dengan mazhab lainnya. Yakni prinsip Imamah setelah wafat Nabi terakhir bahwa otoritas agama Islam dilanjutkan berdasarkan pernyataan Rasulullah saw kepada Sayyidina 'Ali bin Abu Thalib kw berlanjut pada dua putranya yaitu Iman Hasan dan Imam Husain serta sembilan imam lainnya. Garis geneologinya dari Imam Husain. Keyakinan atas posisi mereka selaku Imam yang diteladani dan dirujuk dalam beragama ini prinsip yang melekat pada orang-orang Muslim bermazhab Syiah.
Kini jumlah terbanyak Muslim Syiah Duabelas Imam berada di Iran, Irak, Lebanon, Bahrain dan menjadi minoritas di Indonesia, Arab Saudi, Mesir, Turki, India, Pakistan, Jordania, Yaman, Canada, Australia, Jerman, dan Inggris. Meski minoritas, kaum Syiah ini aktif dalam sosial dan bidang keilmuan dengan menerbitkan buku serta menggelar kajian ilmiah. Ini mungkin khas dari kaum minoritas, kreatif untuk bertahan dan berupaya tetap lestari eksistensinya.
Dalam buku ini, banyak halaman terisi uraian aspek doktrin berupa akidah Syiah. Kurang dari seratus halaman memuat aspek praktikal dan isu-isu yang disesatkan orang pada kaum Syiah. Di antaranya ziarah kubur, memuliakan ulama dan keturunan Ahlulbait, nikah mut'ah, khumus, tempat sujud dan waktu shalat, wudhu, tarawih, sedekap saat shalat, kontribusi Muslim Syiah dalam peradaban dunia. Kemudian diakhiri dengan seruan ukhuwah Islamiyyah.
Dari penutup buku, saya paham dengan hadirnya karya Jafar Subhani untuk memberikan informasi seputar Syiah dan bacaan wajib bagi yang ingin memahami Syiah yang ditulis langsung oleh tokoh dan ulamanya.
Memang untuk merujuk dalam agama harus ke ahlinya dan ulamanya. Saya percaya orang yang suka baca buku pasti akan mengambil informasi dari ahlinya. Dan ini satu di antara buku yang layak dijadikan bacaan bagi yang minat dalam mazhab dan aliran-aliran Islam.
Sedikit saja catatan. Buku "Syiah, Ajaran dan Praktiknya" ini dari sisi bahasa kurang enak dibaca dan tidak renyah kala dikunyah. Mungkin sang penyunting kurang andal dan hanya satu kali edit. Kalau beberapa kali edit dan ada proofreader, pasti lebih enak dan renyah bukunya. Sayang buku bergizi dari sisi pengetahuan keagamaan dan kajian sejarah ini jika sekadar terbit. Moga cetakan selanjutnya lebih enak dan renyah buku ini kala disantap oleh pembaca.
Demikian ulasannya. Hatur nuhun. Mugi urang sadaya, hususna pamarenah sehat lahir batin. Mugi enggal beres perkawis covid19 dugi ka beresih urang sadaya tina eta virus. Aamiin. *** (ahmad sahidin)