Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Membaca Buku "Jangan Bakar Taman Surgamu"

22 Oktober 2019   11:57 Diperbarui: 23 Oktober 2019   15:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jumat pagi di sebuah perpustakaan sekolah, saya melihat buku berjudul "Jangan Bakar Taman Surgamu". Ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat. Terbit tahun 2017 oleh Nuansa Cendekia Bandung. Tebalnya 120 halaman. Format bukunya saku sehingga enak dipegang.

Saya buka lembar demi lembar. Saya lihat pengantarnya 23 halaman. Panjang dan itu pun diakui oleh penulisnya sebagai upaya mengantarkan pentingnya tema buku yang disajikan, yaitu seri tasawuf: warak.

Saya baca dari awal hingga akhir halaman. Saya menangkap pesan dari pengantar buku bahwa yang ditekankan dari "warak" ini upaya menghindari dari perbuatan yang dilarang Allah. Sedangkan aspek ketaatan pada amal ibadah (ritual) atau memperbanyak pahala adalah kelanjutannya, setelah tidak berkelakuan buruk atau saat mampu menghindari dari dosa-dosa.

Jadi, tentang penyucian diri dengan mencegah diri dari dosa, menjadi target yang hendak dicapai oleh penulis untuk pembacanya. Ini mengingatkan saya pada istilah takhali (membersihkan diri) dan tahali (mengisi diri dengan amal dan kebaikan) dalam riyadhah sufistik.

Dari pengantar, penulisnya menyatakan buku ini akan berlanjut dengan seri buku lanjutan dengan tema "ihsan" dan "rahmat". Sebuah rencana yang baik dan penting diwujudkan. Insya Allah, saya akan menanti kehadirannya.

Buku ini memuat narasi pendek dan renyah berupa potongan kisah hikmah, riwayat Baginda Rasulullah Saw, maula dan sahabat dekat Nabi Saw, dan lainnya. Sekilas yang bertaburan dalam narasi berupa hadis (riwayat) yang mendorong pembaca agar tidak mengganggu dan menyakiti orang lain, memaafkan orang lain, dan bersikap welas asih kepada orang-orang yang sudah wafat. Memuat pula ayat Alquran yang melegitimasi narasi yang tersaji dalam buku ini.

Terakhir, yang saya kira penting disebutkan bahwa Jalaluddin Rakhmat pada halaman 51 dan 74 menyatakan Abu Rafi' yang merupakan maula Rasul Allah dan Salman Al-Farisi yang merupakan sahabat Rasul Allah sebagai bagian dari Keluarga Nabi Saw. Bahkan dengan mengutip hadis: Salman minna Ahlil Bait.

Dari pernyataan buku tersebut bisa diketahui bahwa sahabat Rasulullah Saw ternyata masuk dalam bagian Ahlul Bait. Sehingga dalam buku ini, Ahlulbait tidak lagi bermakna personalitas orang-orang suci yang lima (ahlu kisa), tetapi mereka yang setia dan khidmat pun disertakan di dalamnya.

Saya mohon maaf bila pemahaman saya atas buku tersebut tidak benar atau menyimpang. Semoga ada yang berkenan melakukan pembacaan ulang atas isi buku dan menuliskan catatannya. Insya Allah saya baca. Terima kasih. *** (ahmad sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun