Alhamdulillah. Beres dan tuntas baca buku diawal tahun 2019. Buku yang dibaca berjudul "Ensiklopedi Shalat" karya Muhsin Qaraati. Sebuah terjemahan dari berbahasa Persia dengan judul "Khaterat-e wa Payam".Â
Buku ini istimewa karena diberi pengantar oleh Sayyid Khamenei, tokoh Islam Mazhab Syiah Imamiyah yang sekaligus pemimpin tertinggi di Republik Islam Iran. Dengan uraian pentingnya shalat dan gerakan shalat fardhu berjamaah di Iran, Khamenei telah mencerahkan saya dari buku ini. Dan ternyata gerakan berjamaah dalam shalat fardhu menjadi agenda utama di Iran untuk menyatukan rasa kebersamaan dan menguatkan kecintaan pada pemerintah Iran.
Penulisnya, Muhsin Qaraati, seorang mubaligh populer di Iran. Sering ceramah di televisi dan radio, serta diundang di berbagai tempat. Qaraati dekat dengan sosok Murtadha Muthahhari, ulama Iran yang juga turut serta dalam gerakan revolusi bersama Imam Khumaini. Qaraati dianggap ulama yang piawai dalam dakwah sehingga banyak diminati ceramahnya oleh masyarakat.
Setelah beres baca seluruh isi buku, saya menduga Qaraati sangat memberikan perhatian pada kaum muda (generasi yang akan datang) bahwa tidak boleh diabaikan. Bahkan Qaraati masuk dan ikut serta dalam kegiatan bola, voly, dan permainan yang disenangi kaum muda.Â
Pada komunitas kaum muda Iran ini kemudian memberikan pencerahan agama Islam dengan bahasa yang mudah dicerna. Nilai Islam dikenalkan dengan cara dan gaya yang lebih bisa diterima kaum muda tanpa menurunkan derajat ajaran agama Islam. Sekadar berbagi saja, ada tiga hal yang menarik dan menambah pengetahuan saya dari buku ini.
Satu bahwa Muhsin Qaraati menyebutkan dalam buku "Ensiklopedi Shalat" (Jakarta: Cahaya, 2008; halaman 290-291) bahwa Shabaiyah (umat agama Shabiin) yang menyakini bintang memiliki pengaruh merupakan orang-orang yang mengikuti (ajaran) Nabi Yahya as. Mereka menjalankan shalat dan melakukan ritual khusus. Kini pengikutnya masih ada di Khuzestan.
Agama Shabiin ini dalam Al-Quran disebut pada surah al-Baqarah ayat 62: Â "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."
Dua bahwa buku yang tebalnya 377 halaman ini memuat beragam catatan pendek yang mengandung hikmah. Di antaranya ada 114 catatan pendek tentang shalat yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadis. Isinya berupa motivasi ibadah shalat berjamaah, tepat waktu, khusyuk, amalan shalat, hal-hal yang kadang menyepelekan shalat, makna beserta hikmah shalat, dan lainnya.
Saya tidak menemukan aspek fikih ibadah shalat pada buku Qaraati ini. Dan catatan tentang shalat ini disimpan di akhir buku, yaitu bagian tiga. Bagian satu dan dua terkait dengan pengalaman masa kecil, interaksi di keluarga, dakwah di masyarakat, silaturahim dengan guru-guru agama, dan sikapnya atas agama yang diprioritaskan.
Tiga adalah buku ini memuat tahapan pembinaan dan pengajaran anak yang disesuaikan dengan usia balita sampai menjelang baligh.
Pada halaman 336-337 disebutkan bahwa usia 1-3 anak harus diberi kebebasan. Saat tepat usia 3 tahun ajarkan untuk mengucapkan kalimat "Lailaahaillallah" (tiada Tuhan selain Allah). Saat usia 3 tahun 7 bulan ajarkan kalimat "Muhammad Rasulullah".Â
Usia 4 tahun diajarkan melafalkan shalawat kepada Rasulullah Saw dan keluarganya. Usia 5 tahun diajarkan membedakan tangan kiri dan tangan kanan, serta beri tahu posisi kiblat dan cara sujud. Usia 6 tahun ajarkan gerakan shalat seperti rukuk, sujud, dan lainnya. Usia 7 tahun ajarkan membasuh muka dan tangan (wudhu). Baru pada usia 9 tahun diajarkan tentang shalat yang dasar mulai bacaan dan gerakan yang lebih sempurna. Selanjutnya pada usia 10 tahun, seorang anak sudah siap memasuki masa baligh.
Itulah yang bisa saya bagikan. Ulasan ini saya tulis sekadar mengikat "pengetahuan" yang saya dapatkan dari buku yang dibaca. Tentu banyak hal yang tidak bisa diungkapkan oleh saya karena keterbatasan daya tangkap atas isi buku tersebut. Terima kasih.*** (Ahmad Sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H