Saya kira bagian messianistik ini menarik dan menjadi khas, karena Sartono berhasil menyajikan data sejarah perlawanan tokoh dan gerakan melawan penjajah asing di Indonesia didasarkan pada semangat messianistik. Sebagai contoh tentang perang Diponegoro ternyata ada spirit Ratu Adil yang dipengaruhi agama Islam. Kemudian, yang menarik lagi bahwa mitos dan gagasan eskatologis, menurut Sartono, bagian dari gagasan-gagasan filsafat sejarah.
Saya kira messianistik, mitos maupun eskatologis sejarah, bisa disebut sebagai pemikiran sejarah yang khas dari pemikiran Sartono Kartodirdjo. Meski mengangkat kearifan lokal dari masyarakat Nusantara, terutama tentang periodesasi sejarah di Indonesia, tetapi unsur atau perspektif agama Kristen dalam menyajikan "kesadaran" sejarah dari perkembangan zaman.
Memang filsafat sejarah dunia Timur disebutkan dalam buku. Namun sayangnya, pemikiran filsafat sejarah untuk bagian Timur tidak luas seperti uraian tentang Barat. Padahal dalam pemetaan Hegel dalam buku Filsafat Sejarah-nya bahwa Timur itu meliputi dunia Islam, Cina, Jepang, dan lainnya. Mungkin belum tuntas saat menyajikan filsafat sejarah dalam buku "Ungkapan-ungkapan Filsafat Sejarah Barat dan Timur" ini. Maklum kini Prof Sartono sudah wafat sehingga meninggalkan "jejak" pemikiran historis yang perlu dilanjutkan.
Oh, iya. Buku Prof Sartono ini tebalnya 156 halaman. Saya sudah dua kali khatam, tetapi bisa dikatakan bacaan "teuas" alias susah dicernanya. Jadi, mesti berulang-ulang membacanya. Namanya juga buku filsafat sejarah, tentu tidak seperti buku sejarah. *** (Ahmad Sahidin, alumni UIN Bandung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H