Anda sudah pernah terkena covid-19. Penulis pernah, akhir tahun lalu penulis terinfeksi . Penulis ingin menuliskan rasanya didakwa positif covid-19. Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Semuanya berawal dari tes rutin swab anti gen di tempat penulis bekerja. Ketika itu tanggal 14 Desember. Semua karyawan dites tanpa terkecuali dan hanya penulis sendiri yang hasilnya reaktif.Â
Penulis langsung dipulangkan dan menuju puskesmas dekat rumah. Untuk menanyakan prosedur apa yang harus dilakukan jika hasil tes reaktif. Akhirnya penulis mendapat jadwal swab PCR LAB tanggal 17 Desember dengan hasil diketahui 3-5 hari setelah pengambilan sampel. Menurut saya sih itu terlalu lama. Yaa tapi mau bagaimana lagi kita tahu sendirilah bagaimana kualitas pemerintah baik pusat maupun daerah dalam hal penanganan pandemi ini.Â
Swab PCR LAB ini untuk memastikan apakah ada virus Corona di dalam tubuh. Tes PCR LAB ini akurasinya paling tinggi ketimbang rapid test dan rapid anti gen.
Penulis tidak merasakan sakit apapun sebelum rapid antigen di kantor. Kalaupun mau dicari-cari mungkin hanya sedikit pilek yang penulis rasakan pagi itu. Â ketimbang merasakan gejala, penulis malah lebih merasakan firasat gimana hasilnya kalau positif. Padahal sudah 3 kali tes dikantor sebelumnya biasa-biasa saja tidak sampai kepikiran bagaimana hasilnya, santai saja. Baru tes kemarin tiba-tiba punya firasat seperti itu dan senin pagi itu membuktikan. Hasil tes anti gen penulis reaktif.
Setelah itu penulis isolasi mandiri di rumah menunggu jadwal PCR . Secara umum kondisi penulis selama isolasi di rumah baik-baik saja. Indra penciuman normal, walaupun sempat beberapa kali merasakan sedikit berkurang tapi setelah penulis tenangkan diri normal kembali. Bisa jadi itu hanya reaksi psikomatis.
Tanggal  22 Desember tes hasil tes keluar. Penulis positif covid-19. Puskesmas langsung menawarkan untuk dirujuk isolasi ke tempat yang lebih baik dan langsung menjadwalkan tes swab PCR LAB untuk keluarga saya. Pada tahap ini penulis apresiasi langkah cepat puskesmas. Penulis langsung menyetujui untuk diisolasi ke tempat yang lebih baik.
Tanggal 23 Desember keluarga saya di swab dan saya dirujuk isolasi ke graha ragunan diantar langsung oleh puskesmas. Â Disini penulis menyelesaikan masa isolasi.Â
Fasilitas di graha ragunan sangat baik. Disini kami ditempatkan masing-masing di satu kamar. Dengan kualitas kamar seperti hotel bintang tiga walaupun penulis belum pernah menginap di hotel. Penulis hanya kira-kira hehe. Di dalam kamar ada ada AC dan jaringan WiFi. Keberadaan WiFi ini sungguh membantu. Karena kami otomatis lebih sering di kamar hanya pagi saja berkegiatan berjemur dan olahraga.Â
Dari segi pelayanan juga baik kami semua mendapat makan dengan 3 kali sehari dengan kualitas 4 sehat 5 sempurna. Makanan diantar langsung ke kamar oleh petugas menggunakan APD. Koridor kamar juga rajin disemprotkan cairan disintekfan oleh petugas. Ketika masuk kami langsung dimasukkan ke grup WA untuk memudahkan koordinasi.Â
Di grup WA ini ditemui banyak cerita. Â Ada yang sudah terlanjur membeli tiket pesawat tapi akhirnya berujung di tempat isolasi. Ada yang harus merayakan natal ditempat isolasi. Yang paling banyak ditemui sih keluhan pengen cepat-cepat pulang ke rumah.
Di graha ragunan bisa dibilang tempat yang dikhususkan untuk penyintas covid-19 tanpa gejala. Kendatipun dikhususkan untuk yang tanpa gejala ada beberapa penyintas yang pada akhirnya dirujuk ke rumah sakit  karena merasakan gejala seperti suhu badan meningkat, mual-mual, dan gejala lainnya. Di sini kami semua  menyelesaikan masa isolasi dengan pelayanan lumayan baik dari tim gugus tugas graha ragunan. Penulis angkat topi untuk seluruh tim gugus tugas graha ragunan.Â
Penulis keluar dari tempat isolasi tanggal 28 Desember. Mengikuti pedoman dari Kemenkes  yaitu bagi yang tidak bergejala isolasi dihitung 10 hari dari tanggal pemeriksaan (swab PCR) dan tidak ada pemeriksaan ulang. Jadi sebelum keluar dari graha hanya dilakukan pemeriksaan tensi darah, detak jantung dan tingkat oksigen di dalam darah. Penulis dinyatakan sehat.
Pandemi sudah berjalan hampir setahun. Virus ini bisa mengenai siapa saja dari rakyat jelata Sampai orang kaya. Dari yang taat prokes sampai yang menganggap remeh. Semuanya bisa kena. Termasuk sudah merenggut nyawa bapak saya. Sekarang sudah tahun 2021 tetap sehat dan kuat jangan sambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H