Berbicara Gus Dur, sungguh abstrak untuk digambarkan. Karena bagi saya, semuanya ada pada Gus Dur. Mulai dari tokoh politik, toleransi, pluralis, santri, humoris, dll.
Jika kita menyebut Gus Dur merupakan tokoh politik, Gus Dur pernah menjadi Presiden. Jika menyebut Gus Dur merupakan seorang santri, Gus Dur adalah cucu dari tokoh pendiri NU.
Jika bicara Gus Dur merupakan seorang pluralis, Gus Dur bahkan banyak membela kaum minoritas di negeri ini. Gus Dur, sangat sulit digambarkan.
Namun, pemikirannya sangat bermanfaat untuk kita ikuti dalam kehidupan bermasyarakat di negeri ini.
Pemikiran-pemikiran Gus Dur kian menjadi sebuah inspirasi bagi banyak kalangan. Terutama kaum muda yang banyak mengkritisi soal kemanusiaan.
Gus Dur adalah tokoh yang sangat memanusiakan manusia. Baginya, "Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya."
Jiwa kemanusiaan yang diajarkan Gus Dur, sangat relevan untuk diikuti oleh kita pada zaman sekarang.
Gus Dur tidak pernah melihat seseorang melalui latarbelakangnya. Siapapun dia, dari mana dia berasal bahkan apapun agamanya, harus tetap diperlakukan dengan baik.
Saya ambil contoh, saat Gus Dur menjadi Presiden, Gus Dur sangat membela Tionghoa. Bahkan kebudayaan Tionghoa pun diakui sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia.
Sehingga, tidak ada lagi dikotomi di kalangan Tionghoa di Indonesia mengenai pilihan antara mengambil pendekatan asimilasi atau integrasi seperti pada era Soeharto. Saat itu, tidak ada lagi sekat antara pribumi dengan non pribumi.
Dalam persoalan beragama, Gus Dur sangat bijak dalam bersikap. Gus Dur memahami islam dengan baik. Ia mencontohkan agar kita tidak menuhankan agama.