Mohon tunggu...
Ahmad Rodia
Ahmad Rodia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa IAIN Ponorogo Jawa Timur

Cukup mendalami dalam hal ilmu kebahasa araban seperti nahwu dan sharaf, dan juga suka meneliti masalah fikih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjelajahi Keindahan Desa Ngancar Plaosan Magetan

27 Agustus 2024   09:05 Diperbarui: 27 Agustus 2024   09:23 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kawasan sumber pun tak kalah menariknya. Keindahan dua gunung yang dibelah oleh sungai ini begitu menakjuban untuk dilewatkan. Hamparan ladang milik masyarakat yang tersusun rapi di setiap sisi sungai serta bertumpuk di atas gunung memberikan sensasi kesejukan dan keindahan tiada tara. Air yang jernih dengan bebatuan di bawahnya menambah kedamaian kawasan ini. Tak jarang pula anak-anak kecil berkeliaran dan berenang di bendungan yang mereka buat di sungai ini dengan penuh keceriaan dan kesenangan bersama kawan-kawannya. Bila telah merasa puas bermain air, terkadang mereka melanjutkannya dengan mencari “udang” yang bersembunyi di balik bebatuan sungai ini. Sangat adem dan mengasyikkan melihat mereka bersenang-senang di sungai ini.

KAWASAN PERBUKITAN DAN LADANG

Sebagaimana yang penulis katakan di awal, bahwasanya tak hanya destinasi wisata resmi saja, namun setiap sisi desa ini memiliki keindahan yang luar biasa. Cukup berjalan menyusuri setiap celah desa maka kita akan selalu menemukan keindahan yang tak terkira. Terdapat beberapa kawasan yang menurut penulis memiliki spot yang paling indah untuk dikunjungi.

Bukit Jenggrik

Bukit ini terletak di selatan dusun Geyong. Cukup melakukan perjalanan sekitar 5 menit dari balai desa maka kita akan sampai ke puncak bukit ini. Dalam perjalanannya, kita dapat menyaksikan perkebunan masyarakat yang terbentang luas. Pemandangan desa yang tampak dari atas dengan background perbukitan lainnya juga menambah keindahannya. Peternakan ayam dan kambing pun dapat kita saksikan dalam perjalanannya. Waktu yang tepat untuk mengunjungi spot ini adalah ketika matahari terbit selagi menyaksikan bagaimana masyarakat mulai beraktifitas.

Bukit Putung

Selanjutnya sedikit geser ke utara, yakni di dusun Ngancar, maka kita akan menemukan perbukitan Putung. Sama seperti Jenggrik, kawasan ini dipenuhi hamparan kebun masyarakat dengan pemandangan yang sangat indah. Namun ada sedikit pepohonan yang menutupi pemandangannya sehingga spot ini kurang begitu populer di kalangan masyarakat setempat.

Bukit Botoh

Kawasan ini terletak di sebelah timur laut pusat desa. Tak jauh berbeda dengan sebelumnya, kawasan ini menyajikan pemandangan desa dari ketinggian yang lebih indah dengan hamparan kebun yang luas membentang di sekitar. Dataran rendah seperti Magetan kota, Madiun hingga Ponorogo dapat pula disaksikan dari sini. Namun dibandingkan dua spot sebelumnya, kawasan ini memiliki medan yang jauh lebih menantang. Jalan setapak yang hanya selebar 1.5 meter ditambah jalan menanjak yang cukup tinggi dan tajam sangat menyiksa setiap kendaraan yang melewatinya. Bahkan ke-ekstremannya melebihi jalan alternatif menuju Telaga Sarangan yang telah penulis jabarkan di awal. Bila tidak terbiasa dengan medan ini, ditambah kendaraan yang tidak didesain untuk medan menanjak, maka jangan sekali-kali mendatanginya dengan bergoncengan. Bila tetap memaksa, maka bersiaplah untuk terhenti di tengah jalan. Penulis sendiri menjadi salah satu korban keganasan medan kawasan ini meskipun kendaraan yang penulis miliki terbilang cukup kuat dibanding milik kawan-kawan lainnya.

Bukit Bulak

Sama seperti Botoh, kawasan ini menyajikan pemandangan yang sangat indah. Bahkan dari semua yang penulis sebutkan, kawasan inilah yanng memiliki pemandangan paling indah namun juga paling ekstrem. Bila Botoh memiliki medan menanjak yang tinggi dan tajam menyusuri “kebun”, maka ini masih lebih tinggi dan tajam menyusuri “jurang”. Sedikit saja pengunjung kehilangan fokus dan tenaga dari kendaraan, maka kemungkinan terburuk dapat saja terjadi. Maka dari itu, tak banyak pengunjung bahkan masyarakat setempat yang berani pergi ke sana. Hanya orang-orang yang memiliki skill berkendara dan keberanian tinggi yang dapat ke sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun