Mohon tunggu...
Ahmad Ripqi Nur Pathoni
Ahmad Ripqi Nur Pathoni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

- Alumni Parlemen Remaja DPR-RI 2022 - Duta Hukum dan Ham Jawa barat - Anggota Forum Osis Jawa barat - Pemuda Pelopor Kabupaten Garut 2021

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Soal Keputusan Penundaan Pemilu PN Jakpus Anggota Parlemen Remaja Ahmad Ripqi: Tidak Rasional dan Tidak Etis bagi Keputusan Hakim

4 Maret 2023   05:45 Diperbarui: 4 Maret 2023   06:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

Anggota Parlemen Remaja, Ahmad Ripqi angkat bicara terkait putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menunda Pemilu. Putusan sangat tidak normal dan bisa membuat gaduh Masyarakat dan Negara.

Ahmad menilai putusan tersebut tidak rasional dan tidak memberikan pendidikan hukum yang baik kepada masyarakat. Serta tidak mencerminkan putusan yang berkualitas menurut Undang Undang.

"Lahh....Ini Hakim yang sakit jiwa atau gimana ini? Hal ini sudah jelas bertentangan, sangat tidak rasional secara konstitusional karena jelas bahwa Pesta Demokrasi selali diadakan setiap 5 tahun sekali. Apalagi, Pemerintah, KPU, dan DPR semuanya sudah sepakat tanggal 14 Februari. Lalu kenapa Hakim mengabulkan gugatan ini? Ujar Ahmad saat diwawancarai lewat Whatsapp (03/03/2023)

Ahmad pun menilai soal putusan Hakim PN Jakpus terkait penundaan Pesta Demokrasi tersebut yang dinilai sangat tidak rasional dan melenceng dalam aturan Undang-undang 

"Rasanya sangat aneh dan kocak terkait keputusan ini, seharusnya Majelis hakim memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana memberikan putusan berkualitas yang dimana itu mencerminkan integritas dan kemampuan Hakim di dalam memutuskan hasil perkara" Ujar Sang Anggota.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) sebelumnya memutuskan menerima gugatan yang diajukan oleh Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) pada Kamis (02/03/2023). Lewat putusan itu, Majelis Hakim berpendapat agar Pemilu 2024 ditunda.

"Saya merasa putusan ini sangat jelas dan salah secara hukum (cacat hukum). Kalau mau Permohonan penundaan Pemilu jangan yang melaporkannya hanya satu pihak saja, tapi harusnya semua Partai sepakat jika ingin mengajukan perubahan tanggal Pemilu, dan harus disepakati oleh KPU dan di ketuk palu oleh DPR-RI dengan alasan yang sangat rasional. Lanjut Ahmad.

Untuk itu menurutnya, Ahmad apresiasi pihak KPU yang mengajukan banding dan negara harus serius menyikapi persoalan tersebut dan bila perlu sampai kasasi untuk putusan perdata PN Jakarta Pusat atas gugatan PRIMA terkait verifikasi partai politik peserta Pemilu 2024 ini.

Selain itu, Ahmad pun menyoroti Hakim PN Jakarta Pusat dalam perkara gugatan PRIMA soal verifikasi partai politik peserta Pemilu 2024 ini mencampuradukkan hukum data dan hukum administrasi. Bahkan, hakim dalam perkara ini telah ikut campur pada persoalan pemilu yang sama sekali bukan kewenangannya dan bukan urusannya.

"Seharusnya yang berwenang adalah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), bukan pengadilan berbasis daerah. Apabila ada sengketa tentang ranah pemilu maka yang berwenang adalah MK," ulang Ahmad secara Tegas.

Ahmad berharap Pemerintah dan pihak terkait ambil langkah solusi yang tepat dan cepat untuk memecahkan masalah ini supaya Masyarakat tidak berpikir negatif tentang Pemilu 2024 ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun