Mohon tunggu...
Ahmad rizqi
Ahmad rizqi Mohon Tunggu... -

menuangkan imajinasi, ide, bahkan fakta ke dalam sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampusku Bukan Sarang Teroris

4 Mei 2011   06:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:05 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_105120" align="aligncenter" width="240" caption="UIN Syarif Hidayatullah"][/caption] Penangkapan kelompok teroris seolah tak pernah berakhir. Seperti Panggung Sandiwara, yang memunculkan nama-nama baru dengan motif gerakan dan identitas yang berbeda-beda. Di balik penangkapan aktor teroris, selalu ada pihak yang merasa menang, karena telah menangkap sumbu gerakan radikal. Pada tahun 2000-an teror bom menunjukkan peningkatan drastis dalam perkembangan terorisme di Indonesia, berbagai tudingan dan pembelaan mewarnai wacana demokrasi di tengah tengah masyarakat. Tajuk Rencana di Harian Pikiran Rakyat tanggal 11 September 2004 memuat tulisan tentang Pengakuan Pelaku Bom, demikian sebagian cuplikannya: "Ledakan bom Bali, 12 OKtober 2002, menjadi legitimasi pertama bagi Indonesia sebagai "sarang teroris" yang dikendalikan oleh "Jamaah Islamiyah" atau "Al-Qaeda". Kemudian disusul dengan adanya bom JW Marriot, 8 Agustus 2003. Legitimasi itu ditindaklanjuti dengan penangkapan beberapa tokoh Islam garis keras dan beberapa diantaranya telah dijatuhi hukuman ".(sumber: astiol.com) Belum lama ini, motif teroris mulai merebak ke kampus-kampus yang bernaungan Islam. UIN Syarif Hidayatullah salah satunya, akhir-akhir ini digegerkan dengan penangkapan para teroris. pelakunyapun dikabarkan alumni mahasiswa UIN itu sendiri. Seperti dikutip dari pedomannews.com, ada 7 mahasiswa yang menjadi tersangka dalam terorisme. Di Indonesia, Perguruan Tinggi Islam tidak pernah mengajarkan radikalisme seperti dilakukan para teroris ataupun organisasi Negara Islam Indonesia (NII). Perguruan tinggi Islam juga, bukan tempat untuk penanaman benih-benih terorisme. Adanya fakta bahwa beberapa teroris terkait dengan kampus Islam tertentu, tidak bisa menjadi pembenaran untuk menyebut kampus Islam sebagai sarang teroris. Miris rasanya ketika melihat kampus UIN Syarif Hidayatullah yang terkenal dengan pemikiran islam moderatnya tiba-tiba menjadi pro-teror dan kekerasan akibat ulah sejumlah alumnusnya. Suatu ketidaknormalan ketika adanya pemberitaan negatif yang mengganggu kegiataan sebuah lembaga pendidikan. Akibatnya, menjadi sebuah ancaman bagi keberhasilan yang telah dicapai. Nama baik sebuah lembaga pun ikut menjadi sasarannya. Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam membangun sebuah bangsa atau masyarakat. Harus kita akui bersama pendidikan adalah suatu kebutuhan primer bagi para penerus bangsa. Kualitas bangsa dilihat dari kualitas pendidikannya. Terkait peberitaan diberbagai media mengenai terorisme, marilah kita mengajak kepada semua warga Indonesia untuk tidak men-judge sebuah pendidikan itu dari satu sudut pandang. Bukan hanya gara-gara beberapa alumni, semuanya menjadi jelek. Sebagai Universita yang notabenenya islam, perlu adanya penanaman kembali benih-benih keislaman yang telah dibangun untuk menunjang generasi-generasi muda yang ber-akhlakul karimah. Motto knowladge, piety and integrity harus benar-benar ada pada seluruh mahasiswa ataupun mahasiswi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun