Mohon tunggu...
Ahmad Riyadi
Ahmad Riyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN PALANGKARAYA

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Laporan Keuangan PT. Kapuas Prima Coal Tbk, dari tahun 2019 s/d 2022 dengan Pertumbuhan Perusahaan yang Tidak Stabil

5 Desember 2023   17:40 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:55 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MINI RISET ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 

Analisis Laporan Keuangan melalui Perhitungan Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas

(Studi kasus pada 1 perusahaan Pertambangan di Indonesia)

Objek riset

:

Rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas yang bersumber pada laporan keuangan perusahaan :

PT. Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC)

Tujuan riset

:

Mengetahui perbedaan (secara deskriptif) kondisi keuangan perusahaan pertambangan di atas.

Menganalisis laporan keuangan perusahaan di atas.

Tahun riset

:

Tahun 2019, 2020, 2021, 2022

Batasan

:

Rasio likuiditas yang hitung adalah rasio lancar dan rasio kas

Rasio solvabilitas yg dihitung adalah Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio Profitabilitas yg dihitung adalah rasio profit margin atau GPM

 Berikut grafik perkembangan ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset pada tiga perusahaan pertambangan di Indonesia dari tahun 2019 sampai dengan 2022 :

Gambar 1. Grafik Perkembangan Ukuran Perusahaan Pertambangan di Indonesia tahun 2019 s.d 2022

Berdasarkan grafik diatas data dari PT. Kapuas Prima Coal Tbk dari nomor 1 2019 sampai nomor 4 2022, mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tetapi pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan dari pada tahun sebelumnya, dan pada tahun 2021 mulai kembali mengalami kenaikan sampai pada tahun 2022 dengan kenaikan yang cukup besar.

 

 Tabel 1. Tabel data yang dibutuhkan untuk Analisis Rasio Keuangan

DATA YG DIBUTUHKAN

PERUSAHAAN

 

                        TAHUN

 

 

 

 

2019

2020

2021

2022

KAS DAN SETARA KAS

ZINZ

65.310.109.497

74.705.135.623

177.187.926.627

53.464.902.205

ASET LANCAR

ZINZ

424.428.805.102

362.774.240.649

713.997.609.183

677.776.438.628

UTANG LANCAR

ZINZ

284.884.855.892

309.088.351.977

254.088.502.847

708.012.768.442

TOTAL UTANG

ZINZ

648.343.183.551

580.686.358.449

1.171.122.620.364

 

1.702.832.390.069

TOTAL EKUITAS

ZINZ

780.957.987.974

809.762.401.046

887.270.775.052

773.121.647.832

PENJUALAN

ZINZ

885.110.668.261

608.099.038.727

838.765.098.953

717.341.578.270

LABA BRUTO

ZINZ

394.874.384.218

161.754.677.319

279.885.270.688

177.430.748.649

Sumber: Data sekunder diolah Britama.com (2019 s.d 2022)

RASIO LIKUIDITAS

Rasio yang digunakan adalah rasio lancar dan rasio kas. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

(Rasio lancar) = 

-2019

= 424.428.805.102/284.884.855.892 = 1,49

-2020

= 362.774.240.649/309.088.351.977 = 1,17

-2021

= 713.997.609.183/254.088.502.847 = 2,81

-2022

= 677.776.438.628/708.012.768.442 = 0,95

(Rasio kas) = 

-2019

= 65.310.109.497/284.884.855.892 = 0,23

-2020

= 74.705.135.623/309.088.351.977 = 0.24

-2021

= 177.187.926.627/254.088.502.847 = 0,70

-2022

= 53.464.902.205/708.012.768.442 = 0,07

Tabel 2. Tabel Perhitungan Rasio lancar ZINC

dokpri
dokpri

Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas ZINC di tahun 2019 adalah 1,49 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 1,49 aset lancar. Kemudian di tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 1,17 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin menurun dibandingkan tahun 2019. Namun di tahun 2021 likuiditas kembali mengalami kenaikan yang cukup pesat sebesar 2,81 yang berarti setiap Rp. 1 utang lancer dijamin oleh Rp. 2,81 aset lancer. Dan mengalami penurunan yang sangat tinggi pada tahun 2022 yakni sebesar 0,95. Dilihat dari rata-rata industri, rasio likuiditas ZINC banyak mengalami penurunan atau di bawah standar di tahun 2019, 2020, dan 2022. Sedangkan di tahun 2021 rasio nya mengalami kenaikan yang di atas rata-rata industri

 

RASIO SOLVABILITAS

Rasio yang digunakan adalah Debt to Equity ratio (DER). Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

            (DER) = 

-2019

= 648.343.183.551/780.957.987.974 = 0,83

-2020

= 580.686.358.449/809.762.401.046 = 0,71

-2021

= 1.171.122.620.364/887.270.775.052 = 1,32

-2022

= 1.702.832.390.069/773.121.647.832 = 2,20

RASIO PROFITABILITAS

Rasio yang digunakan adalah Profit Margin Ratio atau Gross Profit Ratio. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

             Profit Margin Ratio (GPM) = 

-2019

= 394.874.384.218/885.110.668.261 = 0,44

-2020

= 161.754.677.319/608.099.038.727 = 0,262

-2021

 =279.885.270.688/838.765.098.953 = 0,332

-2022

= 177.430.748.649/717.341.578.270 = 0,24

KESIMPULAN

Dari perusahaan PT. Kapuas Prima Coal Tbk dari tahun 2019 s/d 2022 dapat di simpulkan bahwa dalam waktu 4 tahun tersebut, rasio atau pendapatan mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak menentu atau peningkatannya naik turun. Seperti data 4 tahun yang ada di atas data nya selalu mengalami naik turun, tidak selalu meningkat maupaun tidak selalu mengalami penurunan. Tetapi kalo di lihat di atas data nya masih kondisi stabil tidak terlalu mengalami kenaikan atau penurunan yang signifikan.

REFERENSI

https://britama.com/index.php/2023/04/laporan-keuangan-kapuas-prima-coal-tbk-zinc-tahun-2022/ dikutip pada tanggal 24/11/2023, Pukul 08:07 WIB

https://britama.com/index.php/2021/03/laporan-keuangan-kapuas-prima-coal-tbk-zinc-2020/ dikutip pada tanggal 24/11/2023, Pukul 08:07 WIB

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun