Mohon tunggu...
Ahmad Rivan Riyadi
Ahmad Rivan Riyadi Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa - Universitas Mercubuana

Ahmad Rivan Riyadi - 415200010007 - Ilmu Komputer/Teknik Informatika - Universitas Mercubuana - Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Pemikiran tentang Korupsi Menurut "Bologne, John Peter, dan Robert Klitgaard"

1 Juni 2023   01:30 Diperbarui: 1 Juni 2023   01:37 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika perilaku konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih bertujuan pada materi, hal tersebut dapat meningkatkan terhjadinya permainan uang yang menjadi penyebab korupsi. Korupsi masih menjadi problem negara-negara berkembang dan korupsi memang sudah menjadi penyakit sosial di negara-negara berkembang dan sangat sulit diberantas.

Untuk melakukan pemberantasan korupsi ternyata juga sangat banyak hambatannya. Makanya, bagaimanapun kerasnya usaha yang dilakukan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga negara ternyata korupsi juga tidak mudah dikurangi apalagi dihilangkan. Bahkan bisa dinyatakan bahwa korupsi tidak akan pernah bisa untuk dihilangkan. Kenyataannya memang tidak ada suatu negara didunia ini yang memiliki indeks persepsi korupsi (IPK) yang berbeda di dalam angka mutlak 10, paling banter adalah mendekati angka mutlak tersebut.

Sejarah korupsi  memang setua usia manusia. Ketika manusia mengenal relasi sosial bebasis uang atau barang, maka ketika itu sebenarnya sudah terjadi yang disebut korupsi. Hanya saja memang kecanggihan dan kadar korupsinya masih sangat sederhana. Akan tetapi sejalan dengan perubahan kemampuan manusia, maka cara melakukan korupsi juga sangat variatif tergantung kepada bagaimana manusia melakukan korupsi tersebut. Jadi, semakin canggih manusia merumuskan rekayasa kehidupan, maka semakin canggih pula pola dan model korupsinya.

Untuk menemukan penyebab korupsi, maka saya ingin menggunakan konsep Alfred Schutz tentang because motive atau disebut sebagai motif penyebab. Di dalam konsepsi ini, maka dapat dinyatakan bahwa tindakan manusia ditentukan oleh ada faktor penyebabnya. Maka seseorang melakukan korupsi juga disebabkan oleh beberapa faktor penyebab. Faktor penyebab itulah yang sebagai motif eksternal penyebab tindakan. 

Ada dua faktor utama penyebab korupsi, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal penyebab korupsi, sebagai berikut :

1. Faktor Internal 

Faktor Internal Merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi seseorang. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya sifat manusia yang dibagi menjadi dua aspek, yaitu :

a. Berdasarkan aspek perilaku individu

  • Sifat tamak/rakus
    Sifat ini merupakan sifat manusia yang merasa selalu kurang dengan apa yang telah dimilikinya atau bisa juga disebut dengan rasa kurang bersyukur. Orang yang tamak memiliki hasrat untuk menambah harta serta kekayaannya dengan melakukan tindakan yang merugikan orang lain seperti korupsi.

  • Moral yang kurang kuat
    Orang yang tidak memiliki moral yang kuat tentunya akan mudah tergoda melakukan perbuatan korupsi. Satu di antara penyebab korupsi ini merupakan tonggak bagi ketahanan diri seseorang dalam kehidupannya. Bila seseorang memang sudah tidak memiliki moral yang kuat atau kurang konsisten bisa menyebabkan mudahnya pengaruh dari luar masuk ke dirinya.

  • Gaya hidup yang konsumtif
    Gaya hidup tentunya menjadi satu di antara penyebab korupsi yang disebabkan oleh faktor eksternal. Bila seseorang memiliki gaya hidup konsumtif dan pendapatannya lebih kecil dari konsumsinya tersebut, hal ini akan menjadi penyebab korupsi. Tentunya hal ini erat kaitannya dengan pendapatan seseorang.

b. Berdasarkan aspek sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun