Mohon tunggu...
Ahmad Risani
Ahmad Risani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku Sesat, Bikin Generasi Tak Sehat

8 Februari 2015   17:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:36 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toge, yang merupakan seorang trainer parents, seharusnya memahami jalan pikiran dan keterbutuhan orangtua dalam mendidik anak. Namun sangat disayangkan, hasratnya untuk merusak dan menyebarkan virus-virus kehancuran telah membutakan mata dan hatinya, Dengan ringannya ia menulis: "kalau sudah siap menanggung resiko, lakukan saja". Anak-anak remaja yang senang dengan tantangan, berkecenderungan untuk mencoba.

Regulasi dan salah kaprah sex education

Kasus buku karangan Toge Aprilianto ini, sedikit banyak telah menyadarkan kita dalam memilah dan menentukan bahan rujukan. Menyikapi kerap beredarnya buku-buku dekonstruktif semacam ini, perlu adanya pantauan khusus dari pemerintah bersama masyarakat dalam menimbang isi dan kualitas bacaan/buku. Kendati sudah diatur dalam undang-undang, pengawasan secara teknis penerbitan belum mendapat perhatian khusus, sangat mudah sekali menerbitkan buku dengan kualifikasi kualitas yang tidak teruji. Terutama bobot yang berkaitan dengan ideologi, pemikiran, dan karakter.

Pihak penerbit harusnya malu menerbitkan buku yang menjadi hujatan dan kacaman masyarakat, sensitifitas penerbit sangat dipertanyakan, alih-alih turut mencerdaskan bangsa, justru merusak dengan kedok ilmiah berbentuk buku. Dalih untuk mensosialisasikan pendidikan seks bagi remaja tidak bisa diterima dalam kasus ini. penulis maupun penerbit sejatinya mengenali terlebih dahulu konsep pendidikan seks yang sesuai dengan jalur mendidik.

Pendidikan tentang seks, beberapa tahun terakhir menjadi isu dan perbincangan yang mulai dibuka secara luas, saat ini pembahasan isu tentang sex education telah masuk ke ruang publik - tidak lagi dimonopoli oleh guru atau psikolog. Meski begitu, konsep pendidikan seks belum banyak dipahami oleh masyarakat secara luas. Konsep yang disalahkaprai inilah yang kemudian memunculkan tafsir-tafsir bebas oleh banyak kalangan. Bak bola liar yang tidak jelas arahnya, isu ini akhirnya menghadirkan ragam paradigma. Memanfaatkan situasi "ke-liar-an" inilah, kelompok liberal masuk dan menyuntikkan pemikirannya.

Akhirulkalam Astaghforulloahladziim

[caption id="attachment_349923" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar: Buku "saatnya aku belajar pacaran" menuai banyak kecaman dari masyarakat"]

14233719501042678322
14233719501042678322
[/caption]

***

Lainnya di kompasiana.com/ahmadrisani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun