Mohon tunggu...
Ahmad Rikiyanto
Ahmad Rikiyanto Mohon Tunggu... Petani - Guru Masiswa Pasca Sarjana UIN Khas Jember

Tulisan menjadi sebuah tanda pengenal , Banyak menulis banyak berfikir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Harapan Impian Pupus Seketika

19 November 2019   20:51 Diperbarui: 19 November 2019   21:09 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten jember adalah salah satu kabupaten yang sangat banyak dikenal oleh kabupaten lain dianataranya kabupaten yang bertetanggaan lumajang, situbondo, bondowoso, banyuwangi, mereka yang paling banyak mengenal dengan sebutan kota carnival, kota pendalungan, kota santri,tetapi dibalik nama tersebut bukanlah tersimpan sakit hati warga jember.

Sebab pada saat pengumuman kuota CPNS oleh BKN, jember tidak ada pada daftar penerimaan dan pelaksana CPNS, padahal CPNS kali ini sangat dinanti-nanti para pegawai yang masih belum pns , diantaranya dosen, guru dll.

Yang paling menderita adalah seorang guru yang sudah sangat lama mengabdi di lembaga pendidikan dasar, menengah, dan atas , rata-rata mereka berumur 30 tahun, 45 tahun, dan 50 tahun betapa sedihnya mereka sambil mengelus dadanya tidak bisa mengikuti tes tersebut  padahal dan kebanyak dari mereka stanby dan sabar menunggu  penguman kuota cpns tetap nihil.

Penulis sangat curiga kenapa kota jember tidak dapat bagian kuota cpns putaran kedua , apa penyebabnya , tidak mungkin kalau ada asap tidak ada api, pasti sesuatu dibalik batu yang disembunyikan oleh kabupater jember, penulis mewakili warga jember  melalui media tulis ini , tolong jelaskan kepada kami semua warga jember , apa yang terjadi pada kabupaten saat ini, apakah sakit ? , penulis dan seluruh warga jember ingin mengetahui alasan yang jelas mengenai kuota jember tidak ada pada daftar pelaksana dan penerimaan CPNS kali ini yang diterbitkan oleh BKN.

Kalau anda bungkam dan bisu maka masalah ini tidak akan selesai , masyarakat akan terus mendesak untuk buka mulut selebar-lebarnya, maka semua akan clear secara aman damai,

Masalah itu bukan didiamkan tetapi di selesaikan secara transparan karena itu akan memberi kesan lebih terhadap kabupaten, kan sudah ada kayak semacam sifat dari pada melakukan sesuatu dalam dunia pemerintahan itu , jujur , adil , transparan, dari segala bidang aspek yang dalam pemerintahan tersebut .

Maka dari pada itu semua harus trasnparan tidak ada yang disembunyikan .

semoga bermanfaat bagi pembaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun