Mohon tunggu...
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar seumur hidup

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pesan Cinta Ramadhan untuk Para Pekerja

14 Maret 2024   19:34 Diperbarui: 14 Maret 2024   20:32 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan adalah bulan yang mulia. Banyak hadits Nabi maupun ayat Alquran yang menjelaskan tentang keutamaannya. Alquran sendiri, sebagai wahyu serta petunjuk umat islam diturunkan pada bulan ramadhan. Nabi Muhammad, dalam satu riwayat hadits, talaqqi (simakan) dan mendaras Alquran bersama Jibril pada bulan ramadhan.

Tetapi sayangnya, tidak semua umat islam mampu memaksimalkan ibadah di bulan ramadhan. Ada di antara mereka, atau kita, yang sibuk mengais rezeki demi agar dapur tetap mengepul. Katakanlah seorang ayah yang berprofesi sebagai seorang satpam; bagaimana ia dapat shalat tarawih?

Nah, sebagai seorang muslim yang, mungkin sangat taat agama, pasti merasa belum maksimal dalam melaksanakan ibadah di bulan ramadhan. Apalahgi kai kalau dibebani dengan pertanyaan: Sayang sekali, lho, ramadhan hanya setahun sekali, masak gak pernah shalat tarawih?

Di sini ada beberapa hal yang ingin saya kemukakan. Khususnya untuk memberi "kabar gembira" kepada para pekerja profesional yang tidak sempat salat tarawih atau melakukan ketaatan yang lain, misal, tilawah Alquran.

Pertama, ibadah shalat tarawih hukumnya sunnah, sedangkan mencari rizki hukumnya wajib. Dalam literatur para Ulama Islam, sudah jamak diketahui, kewajiban suami adalah mencari nafkah untuk anak istrinya. Dan, bahkan, kalau ia masih memiliki orang tua yang sudah sepuh, laki-laki yang sudah berkeluarga, wajib menafkahi kedua orang tuanya yang sudah tidak mampu bekerja.

Kedua, niat yang sudah tertanam dalam hati akan diganjar pahala oleh Allah. Penjelasannya, bahkan islam sangat menghargai niat. Saat kita niat berinfak, namun ternyata tidak memiliki uang, niat kita sudah dicatat sebagai sebuah amal saleh, amal sosial. Sebaliknya, jika orang berniat buruk, namun tidak jadi melakukan niat itu, maka ia juga akan diganjar pahala. Ini kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya.

Ketiga, puasa itu sendiri sebetulnya sudah besar pahalanya. Dalam sebuah riwayat hadits, Nabi mengatakan: Siapa orang yang puasa, lalu ia sertakan iman dan harapan kepada Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Jadi, cukup puasa saja, kita sudah mendapat pahala yang besar di sisi Allah.

Terakhir, Allah tak pernah ingin membebani hamba-Nya. Kadanhkala pikiran-pikiran negatif muncul dari percakapan manusia, baik itu tetangga, teman, atau rekan kerja kita, yang cenderung melihat aspek-aspek negatif dalam hidup kita.

Tak pelak, mereka selalu mengomentari sisi-sisi buruk dalam hidup kita. Tak perlu dipikir, apalagi membalasnya dengan aura negatif juga. Justru yang paling penting, sebagaimana dijelaskan dalam buku 'Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Besar', kita cukup menggeser perspektif saja.

Anda, yang bekerja sampai larut malam dan tak ada kesempatan melakukan ibadah-ibadah sunnah, cukup memikirkan menggunakan perspektif 'wajib vs sunnah' tadi. Sangat disayangkan jika di bulan yang penuh berkah ini, pikiran kita dipenuhi dengan dengan aura-aura negatif.

Ramadhan tak ingin membebani orang-orang islam yang sedang berjuang mengais rizki. Tak pernah. Ini adalah rahmat dari Allah. Cukup dengan mengisi dengan menjaga lisan, menjaga mata, menjaga telinga, dan menjaga seluruh panca indera dari segala macam jenis dosa.

Mata, misalnya, puasanya tidak melihat aurat wanita dengan penuh nafsu. Telinga, puasanya adalah menjaga dari mendengar perkataan tidak baik. Kaki, puasanya adalah tidak pergi ke tempat-tempat yang buruk, seperti prostitusi. Tangan, puasanya adalah tidak berlaku curang, korupsi, dan sebagainya. 

Dan, yang paling puncak, puasanya hati. Hati menempati puncak puasa yakni: Berpuasa untuk tidak berharap apapun dalam kehidupan dunia dan akhirat kecuali hanya kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun