Selain itu, politisasi agama juga dapat memperburuk konflik politik. Dalam sistem politik yang sudah terfragmentasi, penggunaan isu agama sering kali memperdalam perpecahan di antara partai politik maupun kelompok masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan instabilitas politik, yang pada gilirannya menghambat pembangunan ekonomi dan sosial.
Membangun Kesadaran Kolektif
Untuk mengatasi dampak negatif politisasi agama, diperlukan upaya kolektif dari semua elemen bangsa. Pertama, diperlukan pendidikan multikultural yang menanamkan nilai-nilai toleransi, penghormatan terhadap perbedaan, dan pentingnya persatuan nasional. Pendidikan semacam ini dapat membantu masyarakat memahami bahwa agama seharusnya menjadi sumber perdamaian, bukan alat untuk menciptakan perpecahan.
Kedua, pemimpin politik dan tokoh agama perlu memainkan peran yang konstruktif dalam menjaga harmoni sosial. Mereka harus menghindari retorika yang memecah belah dan lebih fokus pada upaya menciptakan keadilan sosial bagi semua kelompok masyarakat. Selain itu, media juga memiliki tanggung jawab besar dalam menyajikan informasi yang tidak memprovokasi konflik agama.
Ketiga, penegakan hukum yang adil dan tegas terhadap praktik politisasi agama juga sangat penting. Pemerintah harus memastikan bahwa tidak ada kelompok atau individu yang menggunakan agama untuk tujuan politik dengan cara yang melanggar hukum atau merugikan kepentingan nasional.
Kesimpulan
Politisasi agama adalah tantangan besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampaknya yang luas dan kompleks mencakup ancaman terhadap persatuan bangsa, erosi toleransi antarumat beragama, dan destabilisasi politik. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi dampak negatif dari politisasi agama, termasuk melalui pendidikan, peran aktif pemimpin, dan penegakan hukum yang adil. Dengan demikian, kita dapat menjaga keberagaman sebagai kekuatan, bukan kelemahan, dalam kehidupan berbangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI