Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demo Mahasiswa dan Upaya Mengembalikan Semangat Pancasila

26 September 2019   07:00 Diperbarui: 26 September 2019   07:05 3879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unjuk Rasa Mahasiswa - metro.tempo.co

Beberapa hari ini kita menyaksikan mosi tidak percaya publik terhadap para wakil rakyatnya. Ribuan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa mengepung gedung DPR, menuntut pembatalan pengesahan rancangan undang-undang yang dianggap tidak pernah berpihak kepada rakyat. 

Aksi unjuk rasa ini semestinya menjadi peringatan bagi kita semua, khususnya bag para elit politik yang telah mendapatkan amanah dari rakyat. Bahwa menjalankan amanah, harus dengan sesungguh hati.

 Tidak boleh mengatasnamakan rakyat, tapi justru berbuat untuk kepentingan kelompoknya saja.

Rusuh yang terjadi akibat aksi unjuk rasa juga tidak bisa dibenarkan. Karena negeri ini pada dasarnya negeri yang toleran, yang tidak pernah mengedepankan aksi kekerasan. 

Untuk itulah, mari kita bawa penyampaian aspirasi ini ke dalam ruang pendidikan, ruang diskusi, ataupun seminar, bukan di ruang jalanan. Begitu juga dengan para pemegang kebijakan, juga harus membuka ruang untuk berdialog. Jangan hanya bilang dialog tapi sebatas untuk pencitraan semata.

Sila keeempat Pancasila mengajarkan pentingnya musyawarah, dialog, untuk mencari jalan tengah yang bisa diterima semua pihak. Para wakil rakyat mendapatkan amanah untuk menjalankan itu. 

Dan masyarakat bertugas untuk melakukan fungsi kontril. Semuanya itu bisa dilakukan jika amanah Pancasila benar-benar dijalankan. Dari sila pertama hingga kelima. Jika semangat itu bisa dijalankan, apapaun yang lahir dari rumah rakyat, akan berujung pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Pembelajaran lain yang harus kita pahami adalah, masih beredarnya informasi menyesatkan alias hoaks. Masyarakat kembali dibuat tidak tenang dengan informasi yang menyesatkan. 

Provokasi kembali bermunculan. Masih ada pihak-pihak yang mendompleng unjuk rasa mahasiswa, untuk membuat suasana semakin gaduh. 

Kita punya pengalaman, hoaks berpotensi memicu terjadinya konflik di tengah masyarakat jika tidak disikapi dengan budaya literasi yang baik. Padahal sila ketiga mengajarkan kepada kita untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan.

Pembelajaran berikutnya adalah masih ditemukan perilaku yang tidak manusiawi dalam menyikapi aksi unjuk rasa ini, sampai akhirnya banyak melahirkan korban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun