3. Kata Bungas
4. Kata Yusuf
5. Kata Panah Arjuna
6. Dll
Umumnya penggunaan rangkaian kalimat-kalimat pengundang "tuah" yang dirapalkan itu, merujuk kepada terminologi yang kita kenal dan kerap kita generalkan dengan sebutan "Mantra" yang di konotasikan sebagai "magic-spell".
Walaupun kata-mangata masuk dalam kategori "Mantra" namun bukan melulu mengarah kepada sesuatu hal yang negatif atau dengan anggapan sebuah sihir. Kata mangata disini lebih dekat kepada sebuah "doa".
Mantra sendiri adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa sangsekerta yang artinya "doa" atau "pengharapan". Selaras dengan perspektif kata-mangata dalam tradisi masyarakat Banjar, yaitu sebuah doa yang diucapkan dalam bentuk syair atau pantun dengan rima yang indah.
Contohnya :
1. Pur sina pur kaladi baguyangan. Bismillah aku bapupur urang/(si...) Karindangan. Berkat Laillahaillah Muhammadarasulullah
2. Bismillah, Naga Ulit, Naga Umbang, Naga Pertala. Taguh di kulit, taguh di tulang sampai ka kapala. Berkat Lailalahaillah Muhammadarasulullah
Kata yang pertama (1) adalah bacaan/doa perempuan Banjar ketika memakai bedak. Sedangkan yang kedua (2) bacaan/doa orang Banjar yang diharapkan membuat tubuhnya kuat dan memiliki ketahanan terhadap senjata maupun pulukan.