Mohon tunggu...
Ahmad Qoyyim Musaddad
Ahmad Qoyyim Musaddad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calm

PBS UIN Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Klenteng "Tri Dharma" Eng An Kiong dan Agama Khonghucu

17 Maret 2022   23:54 Diperbarui: 18 Maret 2022   00:01 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki banyak sekali keanekaragaman. Salah satunya adalah keberagaman agama. Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Sebagai masyarakat yang memiliki beragam kepercayaan, kita sudah seharusnya menegakkan toleransi terhadap perbedaan tersebut karena sejatinya kita semua adalah satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

Bagaimana cara kita saling toleransi bisa dilakukan dengan cara saling menghargai dan menghormati setiap apapun bentuk kegiatan yang dilakukan orang-orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Selain itu, kita juga tidak ada salahnya untuk belajar atau mencari tahu mengenai agama lain. Hal tersebut dapat kita lakukan juga sebagai bentuk rasa menghormati adat dan kepercayaan mereka dengan mengetahui bagaimana sudut pandang mereka dalam beribadah.

Dan di semester dua ini, dosen mata kuliah kewarganegaraan saya meminta mahasiswanya untuk berkunjung ke tempat ibadah agama lain dan menemui pimpinan rumah ibadah tersebut. Dan beberapa waktu lalu, saya dan teman-teman saya mengunjungi sebuah tempat ibadah agama Konghucu yaitu Klenteng Eng An Kiong. Tetapi pada saat itu ada sedikit kendala karena kami tidak bisa menemui pemuka agamanya karena apabila ingin mewawancarai beliau kami harus membuat janji terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya. Sehingga kami pun akhirnya hanya bisa sekedar melihat-lihat dan berfoto di kawasan klenteng tersebut.

Ada beberapa fakta menarik mengenai klenteng yang ada di pusat kota Malang ini. Di antaranya Klenteng Eng An Kiong ini termasuk dalam salah satu bangunan tertua di Kota Malang dan juga sudah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya. Usia dari klenteng ini hampir menyentuh dua abad atau sekitar 197 tahun. Klenteng ini dibangun atas prakarsa oleh keturunan ketujuh Dinasti Ming yang bernama Liutenant Kwee Sam Hway (Yauw Ting Kong) pada tahun 1825.  Meskipun sudah sangat berumur, namun bangunan klenteng ini masih terlihat sangat kokoh dan fakta menarik lainnya semua komponen bangunan klenteng ini nyaris tanpa renovasi alias benar-benar murni sejak pembangunan klenteng ini.

Klenteng Eng An Kiong ini bagi saya adalah salah satu tempat ibadaah paling menarik dan unik yang pernah saya lihat, karena dari dalamnya saya dapat melihat bagaimana suasana tempat ibadah umat agama Konghucu secara langsung. selain dari suasananya, bentuk dan corak bangunan klenteng ini sangatlah menarik. Didominasikan oleh warna merah dan kuning benar-benar memberikan nuansa agama Tiongkok. Warna merah memiliki makna kehidupan, kebahagian dan keberanian. Sedangkan warna kuning memilik makna keagungan. Selain itu disana juga terdapat patung-patung yang saya duga merupakan patung dari tuhan mereka. terdapat patung naga yang sangat indah, dan juga terdapat gambar logo-logo unik yang saya sendiri kurang tahu makna dari logo tersebut. Ada banyak sekali hal menarik yang saya lihat di dalam klenteng Eng An Kiong, tetapi sayangnya kami hanya bisa melihat tanpa bertanya kepada pemuka agama disana mengenai seluk beluk agamanya dan tempat peribadatannya.

Karena masih penasaran tentang klenteng ini, akhirnya saya pun mencari tahu informasi lain mengenai klenteng ini dari berbagai sumber. Saya mendapati bahwa klenteng Eng An Kiong disebut juga sebagai Klenteng Tri Dharma, hal ini dikarenakan klenteng ini digunakan sebagai tempat peribadatan tiga agama yaitu agama ji (Konghucu), Too (Tao), dan sik (Buddha).

Di samping itu, nama klenteng "Eng An Kiong" bermakna istana keselamatan yang abadi. nama tersebut berasal dari bahasa Tiongkok.

Di dalam klenteng ini selain menjadi tempat peribadatan juga bisa menjadi sarana untuk menampilkan pertujukkan kesenian khas Tiongkok seperti baraongsai. selain itu, para pengunjung juga bisa melihat berbagai macam adat upacara ritual di klenteng khas Tionghoa.

Mengesampingkan tentang klenteng, ada beberapa informasi mendasar yang saya ketahui mengenai agama Konghucu yang mana informasi tersebut saya peroleh dari sumber yang saya baca, apabila ada kekeliruan mohon para pembaca untuk mengoreksinya. Jadi, menurut sumber yang saya baca agama konghucu adalah agama yang berasal dari Tiongkok dan pada awal mula keberadaannya, agama konghucu hanya dianut di dalam kerajaan. Tetapi seiring berjalannya waktu, golongan rakyat jelata pun akhirnya dapat mempelajari agama ini. Ajaran konghucu ini dibawa oleh seorang nabi yang bernama Nabi Kong Zi yang mana ajaran yang ia bawa bukanlah ciptaannya, melainkan ajaran-ajaran kuno yang Nabi Kong Zi pelajari kemudian mengembangkannya.

Adapun Tuhan yang disembah oleh umat agama Khonghucu yaitu Tian / Tian Kong / Tian Gong / Huang Tian. Sedangkan nabinya yaitu Nabi Kong Zi / Nabi Khonghucu / Kong Fu Tze. Kitab yang digunakan umat Khonghucu terdiri dari dua jenis yaitu Wu Jing (Kitab Suci yang Lima) dan Si Shu (Kitab Yang Empat).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun