Mohon tunggu...
Ahmad Qoyyim Musaddad
Ahmad Qoyyim Musaddad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calm

PBS UIN Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Pancasila Dengan Nilai-nilai Ajaran Islam

13 Oktober 2021   21:19 Diperbarui: 13 Oktober 2021   21:28 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila adalah lambang negara, ideologi, karakter, dan cermin dari masyarakat Indonesia. Meskipun hanya terdiri dari lima butir kalimat, namun pancasila memiliki makna yang sangat mendalam bagi Indonesia. Dengan pancasila masyarakat Indonesia yang penuh dengan perbedaan mampu bersatu, saling toleransi, mengahargai, tolong menolong antar sesama manusia sehingga rasa kekeluargaan bangsa Indonesia tumbuh dan tertanam kuat dalam jiwa raga mereka. Namun, dibalik sebuah keajaiban dalam pancasila pasti terdapat sumber yang dipakai penggagasnya dahulu untuk membuat serangkaian kalimat yang nantinya akan disusun menjadi lima sila seperti yang kita kenal saat ini.

Dalam perancangan Pancasila pun tidak semudah yang dibayangkan, saat perumusan pancasila para perumus pancasila sempat melakukan beberapa kali revisi karena pancasila dianggap terlalu subjektif. Contohnya saja pada sila pertama pancasila sebelum diubah berbunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Kalimat tersebut tentu saja menuai banyak kontra khususnya para kaum dan masyarakat non muslim. Cetusan sila tersebut dianggap hanya mengkhususkan umat beragama Islam, lalu bagaimana kebijakan terhadap umat agama lain? Akhirnya, setelah mendapat banyak sekali kritik dan protes dari banyak pihak para tokoh pun kembali merundingkan tentang revisi terhadap sila pertama pancasila tersebut. Setelah melakukan perundingan akhirnya sila pertama pancasila berubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Dengan menggunakan kalimat yang lebih umum masyarakat pada akhirnya mau menerima sila pertama pancasila yang baru itu.

Kemudian yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah mengapa mereka tidak menyetujui kebijakan sila pertama? Padahal sebenarnya nilai yang terkandung dalam sila pertama sebelum dan sesudah revisi itu sama saja yang mana isinya memerintahakan bangsa Indonesia senantiasa beragama, senantiasa mengakui dan percaya bahwa kita dan segala sesuatu yang  ada di alam semesta ini adalah ciptaan dan dibawah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Dan saya yakin setiap agama yang ada di Indonesia pasti menerapkan prinsip tersebut dan memiliki cara peribadatannya masig-masing, tinggal masyarakat Indonesia bebas memilih agama yang sesuai menurut prinsip dan kepercayaannya masing-masing. Dari sini kita menegerti dan memahami bahwa sebenarnya umat non muslim tidak mempermasalahkan nilai sila pertama ketika sebelum dirubah, mereka tidak setuju hanya karena merasa agama mereka terkesan tidak dinaungi dalam pancasila sebagai dasar negara yang notabennya dipakai dan diamalkan oleh seluruh umat dan bangsa Indonesia.

Hal yang dipertanyakan selanjutnya adalah apakah hubungan pancasila dan agama Islam begitu erat? Apakah hanya sila kedua samapai kelima juga berkaitan dan mengandung nilai-nilai agama Islam? Jawabannya tentu saja berkaitan, pada dasarnya para perumus pancasila adalah seorang muslim yang memiliki ideologi sesuai dengan syariat Islam. Sehingga mereka dalam merumuskan poin-poin pancasila pasti menyesuaikan dengan nilai dan syariat Islam.

Bagaimana bisa pancasila memiliki hubungan yang begitu erat dengan agama Islam? Karena nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam. Isi kandungan pancasila sendiri juga termuat dalam ayat-ayat yang ada di Al-Quran. Pada sila pertama berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa", dalam Al-Quran surat Al Ikhlas ayat 1 :

Artinya : Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa"

Seperti yang kita ketahui, para nabi pada zamannya mengajarkan hukum dan ibadah yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi keadaan pada saat itu, tetapi meskipun berbeda-beda, ajaran yang mereka bawa sama yakni tauhid tentang Mengesakan Allah sebagai Tuhan alam semesta.

Pada sila kedua berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab",

kandungan sila kedua ini juga selaras dengan isi kandungan Al-Quran surat Al Maidah ayat 8 yang memiliki arti :

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan"

Disini, kita mengetahui bahwa sebagai seorang muslim kita dituntut untuk berbuat adil kepada siapapun sekalipun kita tidak suka terhadap orang tersebut. Ini mengindikasikan bahwa agama Islam yang benar mengajarkan penganutnya untuk saling menghormati, menghargai, dan tidak saling membenci antar sesama umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun