Mohon tunggu...
Ahmad Qomaruddin
Ahmad Qomaruddin Mohon Tunggu... Penulis - kolektor buku dan pengagum perempuan cantik

*Dzikir,Fikir,Amal sholeh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serakah

12 Agustus 2019   16:10 Diperbarui: 12 Agustus 2019   16:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi mengantongi rupiah manusia rela melanggar sumpah, berubah serakah demi materi yang melimpah ruah, mungkin baru berhenti ketika nyawa keluar dari tubuh yang ringkih dan lemah.

Demi mendapatkan uang manusia rela dibuat tunggang-langgang, berlari-larian tak karuan, bersaing tak kenal aturan, bekerja tak ingat malam dan siang, mungkin baru berhenti ketika ajal datang.

Demi meraup laba manusia menghalalkan segala cara, tenaga di kuras sejadi-jadinya, pikiran dipaksa sedemikian rupa, mungkin baru berhenti ketika nyawa melayang di udara

Demi menumpuk harta, manusia sanggup menjadi apa saja, bermanis-manis di depan, menusuk dari belakang, seperti madu ketika banyak orang, berubah racun saat sendirian, mungkin baru berhenti sesudah dia mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun