Mohon tunggu...
Ahmad Putra Yonanda Figri
Ahmad Putra Yonanda Figri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Love to do arts, and write things.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Keracunan Makanan Saat Study Tour, Dipaksa Diam oleh Dosen?

7 November 2024   12:00 Diperbarui: 14 November 2024   12:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi korban saat makan malam

Lebih dari 200 mahasiswa dari salah satu kampus negeri di Bandung mengalami gangguan pencernaan selama mengikuti kegiatan studi tour ke Bali. Insiden ini terjadi setelah para mahasiswa mengonsumsi makanan yang disajikan selama perjalanan, yang disiapkan oleh panitia mahasiswa bekerja sama dengan agen travel.

Kronologi Insiden

Insiden keracunan dimulai ketika rombongan mahasiswa tiba di Bali untuk mengikuti rangkaian study tour yang sudah dijadwalkan. Makanan disediakan oleh panitia yang bekerja sama dengan agen travel, yang mengatur tempat makan selama perjalanan. Pada malam sebelumnya, mahasiswa makan di sebuah rumah makan Padang, yang menurut beberapa peserta, menjadi salah satu kemungkinan penyebab keracunan. Beberapa mahasiswa lainnya mencurigai sarapan di hotel pada hari berikutnya sebagai sumber masalah, meskipun tidak ada bukti pasti yang mengarah ke salah satu makanan secara spesifik.

Namun, yang semakin memperburuk situasi adalah temuan mengejutkan dari salah satu mahasiswa yang menemukan ulat dalam makanan yang disajikan. Mahasiswa tersebut merasa terkejut dan khawatir dengan kebersihan makanan yang diberikan. 

"Saya menemukan ulat di dalam makanan saya. Itu membuat kami semakin ragu tentang kebersihan makanan yang disajikan," ujar F dalam kejadian tersebut.

Gejala keracunan mulai muncul sekitar tujuh hingga sembilan jam setelah makan. Mahasiswa yang terpengaruh merasakan sakit perut yang parah, mual, dan muntah, yang menyebabkan mereka harus berhenti beberapa kali di rest area sepanjang perjalanan. Situasi semakin memburuk ketika lebih banyak mahasiswa yang menunjukkan gejala serupa, memaksa rombongan untuk berhenti lebih sering. Meskipun pihak travel sudah menyediakan tenaga medis dan obat-obatan, banyak mahasiswa yang merasa tidak bisa melanjutkan aktivitas sesuai rencana.

Padahal total bayaran untuk mengikuti perjalanan itu tidaklah mudah. Dengan total pendaftar sejumlah 213 orang, dan perorang dimintai uang sejumlah Rp. 3.775.000. 

Bukti transfer salah satu korban
Bukti transfer salah satu korban

Dengan total Rp. 804.075.000 sebagai dana operasional umum dan ditambah biaya yang diberikan oleh sponsor, seharusnya penyelenggara dapat memberikan makanan yang lebih berkualitas.

Dalam perjalanan yang seharusnya menjadi pengalaman edukatif, kejadian ini menambah keprihatinan mahasiswa akan keamanan dan kualitas penyediaan makanan dalam acara tersebut. Kecurigaan semakin kuat setelah beberapa mahasiswa melaporkan bahwa tempat makan yang disurvey sebelumnya tampak bersih, namun beberapa peralatan makan yang digunakan terlihat kotor pada saat itu. Hal ini menambah ketidakpastian di kalangan peserta tentang standar kebersihan yang diterapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun