Mohon tunggu...
Ahmad Putra Yonanda Figri
Ahmad Putra Yonanda Figri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Love to do arts, and write things.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penghujung 2024 Beberapa Kawasan di Kota Bandung Terapkan Bayar Parkir Pakai QRIS, Begini Pandangan Juru Parkir

15 Oktober 2024   11:52 Diperbarui: 15 Oktober 2024   11:53 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi : Ahmad Putra Yonanda Figri

Bandung --- (14/10/2024) Uji coba skema pembayaran parkir menggunakan QRIS di Kota Bandung masih diberlakukan setelah diresmikan pada Kamis (10/10/2024). Setelah 4 hari percobaan, pembayaran QRIS dirasakan kurang efektif oleh sejumlah juru parkir di sekitar kawasan Braga (Jl. ABC, Jl. Alkateri, dan Jl. Cikapundung). 

Juru parkir yang menggunakan rompi dengan QR di pundaknya merasa penggunaan QR ini dirasa kurang efektif dikarenakan banyaknya pengguna yang merasa penggunaan QR dirasa ribet, pengguna parkir merasa lebih cepat membayar dengan uang tunai.

Menurut Andi K. petugas parkir di Jl. ABC merasa pembayaran QR ini tidak efektif, justru membuat petugas parkir keberatan karena uang nya 100% masuk ke kantong dishub. 

Dokumentasi : Ahmad Putra Yonanda Figri
Dokumentasi : Ahmad Putra Yonanda Figri

"Ya, sehari-hari pake duit aja suka masih kurang setoran 40.000-70.000 masih suka nombok, apalagi ini yang uangnya ke Dishub, mau makan dari mana saya?" ujar pak Andi.

Di sisi lain, di Jl. Alkateri, Cecep petugas parkir di sana pun merasa tidak efektif dengan pembayaran QR karena pengunjung di Jl. Alkateri orang yang sama setiap harinya. Banyak juga pengguna parkir yang malas dengan metode pembayaran sebelumnya dengan KUE (Kartu Uang Elektronik) dan lebih memilih untuk memberi uang cash dan di joki kan untuk pembayarannya.

Dokumentasi : Ahmad Putra Yonanda Figri
Dokumentasi : Ahmad Putra Yonanda Figri

Menurut Cecep, "Orang yang mau parkir juga males kalo harus buka hp dulu, kan orang yang dateng ke sini juga kebanyakan yang udah tua, ga semua nya juga paham pake hp gimana, belom lagi harus buka aplikasi bayar dulu. Biasanya juga yang parkir cuma turun dari motor, beli barang sebentar, abis itu pergi lagi, ga banyak waktu buat di jalan, pake QR malah bikin repot".

Cecep merasa dengan pembayaran QR ini tidak optimal meskipun memang masih dalam tahap percobaan. "Saya mah sampe sekarang merasa mendingan pake duit, daripada QR soalnya uangnya langsung ke saya, jelas juga nanti sore kalau diminta setoran saya tau uang saya berapa, kalo QR gaktau makan sehari-hari saya gimana" pungkasnya.

Dokumentasi : Ahmad Putra Yonanda Figri
Dokumentasi : Ahmad Putra Yonanda Figri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun