Bandung --- (14/10/2024) Uji coba skema pembayaran parkir menggunakan QRIS di Kota Bandung masih diberlakukan setelah diresmikan pada Kamis (10/10/2024). Setelah 4 hari percobaan, pembayaran QRIS dirasakan kurang efektif oleh sejumlah juru parkir di sekitar kawasan Braga (Jl. ABC, Jl. Alkateri, dan Jl. Cikapundung).Â
Juru parkir yang menggunakan rompi dengan QR di pundaknya merasa penggunaan QR ini dirasa kurang efektif dikarenakan banyaknya pengguna yang merasa penggunaan QR dirasa ribet, pengguna parkir merasa lebih cepat membayar dengan uang tunai.
Menurut Andi K. petugas parkir di Jl. ABC merasa pembayaran QR ini tidak efektif, justru membuat petugas parkir keberatan karena uang nya 100% masuk ke kantong dishub.Â
"Ya, sehari-hari pake duit aja suka masih kurang setoran 40.000-70.000 masih suka nombok, apalagi ini yang uangnya ke Dishub, mau makan dari mana saya?" ujar pak Andi.
Di sisi lain, di Jl. Alkateri, Cecep petugas parkir di sana pun merasa tidak efektif dengan pembayaran QR karena pengunjung di Jl. Alkateri orang yang sama setiap harinya. Banyak juga pengguna parkir yang malas dengan metode pembayaran sebelumnya dengan KUE (Kartu Uang Elektronik) dan lebih memilih untuk memberi uang cash dan di joki kan untuk pembayarannya.
Menurut Cecep, "Orang yang mau parkir juga males kalo harus buka hp dulu, kan orang yang dateng ke sini juga kebanyakan yang udah tua, ga semua nya juga paham pake hp gimana, belom lagi harus buka aplikasi bayar dulu. Biasanya juga yang parkir cuma turun dari motor, beli barang sebentar, abis itu pergi lagi, ga banyak waktu buat di jalan, pake QR malah bikin repot".
Cecep merasa dengan pembayaran QR ini tidak optimal meskipun memang masih dalam tahap percobaan. "Saya mah sampe sekarang merasa mendingan pake duit, daripada QR soalnya uangnya langsung ke saya, jelas juga nanti sore kalau diminta setoran saya tau uang saya berapa, kalo QR gaktau makan sehari-hari saya gimana" pungkasnya.