Setelah orang tua berhasil dengan pendidikan lewat keluarga, kemudian orang tua harus mencarikan tempat dan teman bergaul yang baik yang bisa mempertahankan pendidikan yang telah dibangun lewat keluarga tadi, karena pendidikan yang telah dibangun dari keluarga akan hancur apabila anak mendapat tempat dan teman bergaul yang salah yang tidak sesuai dengan tuntunan agama.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan anak tidak bisa lepas dari tiga komponen yaitu: keluarga, sekolah dan lingkungan. Kalau ketiganya baik maka pertumbuhan anak akan menjadi baik begitu juga sebaliknya, kalau salah satu atau bahkan ketiganya kurang baik, maka akan menjadikan anak tersebut menjadi kurang baik.
Akan tetapi ada satu unsur yang dapat mempengarui pertumbuhan anak yang sangat penting yang sering terlupakan yaitu sesuatu yang masuk pada perut orang tua juga pada anak. Apa yang dimakan oleh orang tua itu merupakan bahan pokok bagi diri anak, karena dari diri seorang ayah akan menurunkan sperma yang merupakan awal dari tumbuhnya janin. Sedangkan janin akan tumbuh menjadi bayi itu dengan asupan makanan yang diperoleh dari diri seorang ibu, bahkan setelah anak lahirpun yang masuk kedalam perut seorang anak adalah apa yang tersimpan pada diri seorang ibu yaitu ASI (Air Susu IBu).
Anak ibarat gelas, ibu di ibaratkan sebagai tekonya sedangkan ayah sebagai airnya. Apabila keduanya bersih maka air yang keluar juga bersih begitu sebaliknya apabila salah satunya kotor maka air yang keluar yang tertuang ke gelas juga kotor. Untuk itu anak akan menjadi baik (sholih) sehingga bisa menjadi tabungan atau pensiunan bagi orang tua sebagai mana hadits diatas tidaklah cukup dengan pendidikan yang kita bangun sebaik mungkin akan tetapi apa yang masuk dalam diri anak dan orang tua (makanan, minuman dll) juga sangat berperan dalam mempengaruhinya.
Harapan penulis mari kita jaga apa yang masuk pada diri kita, karena itu semua akan berpengaruh pada generasi kita yaitu anak cucu kita. Semoga kita selalu dijaga oleh Allah SWT dari apa yang tidak sesuai dengan tuntunan agama. Amin (Ahmad Nafi')
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H