Mohon tunggu...
Ahmad Nafi
Ahmad Nafi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Idaman

29 April 2018   14:22 Diperbarui: 23 Mei 2018   22:43 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru, digugu dan ditiru, begitu kata pepatah lama. Profesi guru berada di posisi terdepan dalam mendidik generasi masa depan bangsa, bagaimana kompetensi dan karakter masyarakat di masa depan merupakan hasil dari bagaimana seorang guru mendidik di masa sekarang.

Guru kencing berdiri murid kencing berlari, pepatah tersebut menggambarkan bahwa bagaimana karakter seorang guru akan sangat berpengaruh kepada karakter muridnya  (dakwatuna.com)

Menilik dari wacana diatas bahwa guru merupakan sosok yang sangat mulia baik dimata peserta didik maupun masyarakat sekitarnya. karena itu tugas guru sangatlah berat sesuai dengan tinggi derajat yang diterimanya. Dalam Al Qur'an sudah diterangkan bahwa Allah akan mengangkat derajatnya orang-orang yang diberi ilmu, dan kita tahu bahwa guru termasuk orang yang diberi ilmu oleh Allah SWT.

Tugas pokok guru adalah transfer knowledge (pengetahuan) kepada anak didik, akan tetapi yang paling utama bukan hanya itu akan tetapi guru juga sebagai uswah atau panutan bagi anak didiknya. Sehingga pas istilah yang mengatakan guru itu digugu (didengar ucapannya) dan ditiru (menjadi panutan).

Untuk menjadi guru yang bisa digugu dan ditiru, seorang guru dituntut harus memiliki kompetensi-kompetensi yang telah menjadi standar nasional dalam pendidikan yaitu  kompetensi sosial, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik (pengetahuan), dan juga kompetensi kepribadian.

Empat kompetensi itu penting dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi ada satu perkara yang sangat sederhana dan sering terlenakan yaitu pertanyaan sudahkan kita menjadi guru yang selalu dinantikan kedatangannya dan menjadi lentera bagi anak didik kita ? 

Ataukah ketidak hadiran kita ditengah mereka merupakan anugerah bagi mereka yang harus disyukuri ? ataukah ada dan tidaknya kita dimata mereka dianggap sama ? sudahkah kita merenungkan itu ?

Untuk menjadi guru yang selalu dinantikan kedatangannya dan menjadi lentera bagi mereka peserta didik kiranya tidak mudah,  akan tetapi ada beberapa langkah yang harus dilakukannya yaitu:

Pertama. Berpenampilan prima.

Ketika kita berdiri didepan kelas, maka materi yang akan kita sampaikan pada pesera didik harus betul-betul kita kuasai. dalam penyampaiannya lancar dan tegas lebih-lebih tanpa memegang buku alias hafalan, menandakan bahwa guru tersebut betul-betul faham tentang isi materi yang akan disampaikan.  

Kedua. Berlaku bijaksana.

Kita tahu bahwa anak didik yang sedang kita hadapi berbeda-beda. Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda.
Ada yang sangat cepat dalam pemahamannya, ada yang sedang-sedang,  ada yang lambat dan juga ada yang sangat lambat. Jika kita sebagai guru mempunyai kesadaran tersebut, maka kesabaran yang tinggi akan muncul dan kita miliki. 

Untuk itu carilah cara yang sederhana untuk menjelaskan pada peserta didik yang mempunyai tingkat kemampuan yang sangat rendah dengan menggunakan contoh-contoh yang sesederhana mungkin yang sering kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka tidak merasa dikucilkan karena keterlambatan dalam memahami materi.

Ketiga. Berusahalah selalu ceria di hadapan anak didik.

Ketika kita sedang mengajar, kita jangan sekali-kali  membawa ke dalam kelas persoalan-persoalan dari rumah atau dari tempat lain, anak akan menjadi korban pelampiasan kekesalan yang dibawa oleh guru tersebut sehingga situasi pembelajaran dikelas kurang kondusif.

Keempat. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik sebisa mungkin kita jawab.

Biarkan anak didik bertanya apa yang belum mereka fahami dan berusahalah menjawabnya. Jangan sampai kita sebagai pendidik memarahi mereka karena sering bertanya. 

Dan apabila ada sebagian pertanyaan mereka yang tidak bisa kita jawab, maka jangan merasa malu untuk berbuat jujur yaitu mengatakan " maaf, pertayaan ini Bapak belum bisa menjawabnya, dan nanti akan coba Bapak carikan jawabannya".  Akan tetapi kejadian seperti itu jangan sampai sering terjadi karena kurang persiapan kita , untuk meminimalisir itu yaitu  dengan cara sering membaca dan mempersiapkan bahan ajar dengan matang.

Kelima.  Harus bisa mengendalikan emosi

Sebagai guru yang baik kita harus bisa menjaga emosi. Anak yang kita hadapi itu masih labil, sehingga tingkah laku mereka kadang memancing emosi, untuk itu sebagai seorang guru dituntut jangan mudah marah dan emosi atas tingkah laku mereka.

Keenam. Berlaku adil.

Dalam memperlakuakan siswa, seorang guru harus berlaku adil, tidak membeda-bedakan yang satu dengan yang lainnya. Karena mereka mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan sehingga seorang guru dituntut untuk memperlakukan siswanya denga sama.

Ketujuh. Tidak boleh sombong.

Sebagai guru kita harus memberi contoh yang baik,  sehingga sifat yang jelek seperti menyombongkan diri dihadapan murid harus dihindari.

Kiranya itulah diantara langkah-langkah yang bisa ditempuh oleh seorang guru agar menjadi guru idaman dan dinantikan kedatangannya.

Ahmad Nafi 

Mahasiswa Fakultas Tarbiyyah dan Pendidikan UNISNU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun