Mohon tunggu...
Ahmad Muzammil
Ahmad Muzammil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Malang, Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Jujur - tanggung jawab - sukses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Kembali

9 Mei 2023   10:22 Diperbarui: 9 Mei 2023   10:23 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berhembus angin sejuk dari timur matahari yang akan tenggelam ke arab barat, namun hati masih tak bisa setenang air yang di danau masih saja berguncang karena sempat di ombang ambing dan hati hanya selembar daun yang gambar terbang di bawa angin yang kencang.

Namaku aris mahasiswa yang dulu gemar menulis dan tak ada hari tanpa membaca, namun hal itu sudah hilang semenjak aku putus asa karena sempat berjuang untuk.membuat buku namun di tolak begitu saja 

"AKHHHHHHH.....Gini amat hidup aku ini orang bodoh yang ajah bisa berangan angan tinggi"

Di tempat tidur sambil menghisap rokok dengan menatap atap, tiba tiba ada seseorang yang mengetok pintu kostku dengan kencang, karena membuatku risih akhirnya aku buka pintu, dan  ternyata setelah aku buka temenku langsung trobos masuk ke kamarku dan duduk dengan serius dan nada keras menyuruh aku menghampirinya

"DUDUK RIS!!!" Dengan lantang Rio

"Hmmm...." dengan pasrah ak menurutinya

"Kamu kenapa sih ris tambah hati tambah males, gak masuk kuliah, di telfon gak di angkat masuk kuliah-pun telat, lu mau  apa ? Mau jadi apa ? Uang kamu padahal udab banyak lohhh ASTAGA!!!"

"Hmm..."

"ASTAGA kamu dengerin aku gak woyy temen temen semua nanyain kamu dia pedulj sama kamu khawatir mereka itu karena kamu gak kayak dulu udah beru ah total tpi bukan berubah baik malah memburuk coba cerita" memaksa ku untuk berkata

Aku sambil menghisap rokok metatapnya akhirnya aku menceritakan 

"Aku juga bingung mau mulai dari mana tapi pada intinya aku tuh kayaka merasa sendiri ajah gitu ya merasa sendiri maksudnya juga karena gak mau bebani kalian. Aku sempat down karena awal pertama kali di tolak sa penerbit dan aku kek merasa tulisan aku tuh jelek banget kek keledai yang ingin terbang ke angkasa tapi itu hanya sebuah hayalan"

"AKHHHHHHH GILA YA KAMU RIS BENER BENER GILA, AKU DATANG KESINI TELFONIN KAMU SETIAP HARINYA BUAT NYURUH MASUK KULIAH ITU APA KALAU BUKAN GAK ADA TEMEN!!! hufffff...kamu masih panjang perjalanannya dan kamu juga bisa berproses lagi aku bantu kamu dan temen temen yang lain bakalan bantu gak ada beban untuk membantu temannya kalau ada yang merasa terbebani sini siapa orangnya biar aku jotos hah"

"T-tapi..." di potong omonganku oleh dia

"Hallah gak ada tapi tapi kamu harus bangkit dan aku yakin bisa oke"

Aku berpikir sejenak, tak terasa air mata keluar membasahi pipi karena terharu dengan temanku yang berjuang dan akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke diriku yang dulu

"SIAP aku akan menemukan diriku lagi yang dulu tapi dengan versi yang saat ini yang lebih kuat tidak mudah menyerah, terima kasih rio udah semangatin aku dan meyakinkan aku lagi untuk kembali berproses dan kembalikan jati diri aku yang dulu sempat hilang"

Tiba-tiba suara teman temanku terdengar menyoraki aku untuk semangat lagi lewat telfon dari rio

"SEMANGAT ARISSSSSS JANGAN BERMALAS MALASAN  LAGI YA..."

Hatiku berubah menjadi kobaran api dengan yakin aku membalas 

"OKE TEMAN TEMAN MAKASIH UDAH SUPLORT AKU LAGI"

Telfonpun mati dan akhirnya aku berpelukan dengan temanku ini rio anak yang selalu berkomentar ketika aku berbuat kesalahan dia adalah teman karibku bisa di bilang sahabat plus keluarga

"Makasih bro sumpah kalau gak ada kamu mungkin ya udah banyak yang ngulang mata kuliah aku nih hehehheh"

"Iya iya berjuang udah gak ada penderitaan Itu buruk, karena penderitaan menurut aku nih itu kayak sebuah anugrah yang mana di balik itu ada sebuah jalan yang sangat indah"

Akhirnya dengan tekadku yang kuat aku bakalan melanjuti karya karyaku kembali

5 tahun kemudian...

Setelah lulus s2 aku menjadi seorang sastrawan di sebuah perusahaan buku terbesar dan berpikir 

"Memang benar jika kita bersungguh sungguh akan menemukan jalan yang belum di tampakan oleh tuhan penderitaan bentuk ujian untuk melihat bentuk yang lebih indah di baliknya"

Thank you.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun