Mohon tunggu...
Ahmad Muzajjad
Ahmad Muzajjad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo (UIN WALISONGO Semarang)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Unrequited Love" terhadap Wacana Remaja Dilihat dari Kajian Hegemoni Gramsci

19 November 2021   17:40 Diperbarui: 19 November 2021   18:45 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penguasaan yang sering terjadi dalam pacaran biasanya pembatasan seseorang terhadap aktivitas yang tidak disukai pasangannya seperti si cowoknya sibuk main game sehingga si cewek merasa perhatiannya kurang dan malah tambah salah kaprah. 

Kita merasa kalau cinta kita itu cinta bertepuk sebelah tangan karena di saat kita mengejar si cowo tersebut namun si cowo bersikap dingin terhadap kita, ya kita merasakan tekanan yang mengakibatkan kita sering emosional.

Cinta oh cinta .. inilah kata yang begitu melekat di kalangan remaja millenial saat ini, yang melanda perasaan hatinya menjadi berbunga-bunga kepada seseorang yang dicintainya. Namun perihal cinta sulit tuk ditafsirkan apalagi cinta bukanlah sejenis buah yang bisa mudah kita kupas kulitnya. 

Banyak yang berasumsi kepada diri sendiri sehingga muncullah kata 'cinta itu datangnya dari mana?'  Ya, pasti banyak yang bilang dari hati yang sedang merundung asmara.  Namun cinta tak luput dari rasa keegoisannya. Seseorang yang sedang menikmati jatuh cinta pada kekasihnya menjadikan cikal bakal seolah-olah hatilah yang paling benar. 

Namun ini banyak disalah gunakan seperti cinta kepada kekasihnya semakin diartikan sebagai hal-hal untuk memuaskan kesenangan, memuaskan birahi pasangan. Jadi apa pun tindakannya baik itu perbuatan positif maupun negatif mereka artikan atau mereka klaim sebagai rasa cinta.

Kepribadian manusia bisa disorot dari tingkah laku itu sebagai cerminan karakteristik seseorang yang menggambarkan sebagaimana ia beradaptasi dengan lingkungannya. 

Seseorang yang memiliki rasa spesial antara lawan jenisnya maka ia akan muncul dari dirinya rasa cinta yang kemudian menjadi sebuah ikatan cinta. Karena cinta itu sesuatu yang abstrak dan hanya bisa dirasakan lewat perasaan dan biasanya malu-malu untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya secara langsung kepada sang kekasih pujaan hati tercinta.

Usut punya usut ternyata dalam teori Gramsci memandang hegemoni itu seperti masyarakat yang dikuasai oleh penguasa tidak melakukan analisis lebih lanjut atas nilai-nilai yang diterapkan oleh penguasa. Mereka langsung saja menerima dan menjalankan nilai-nilai tersebut tanpa direduksi maupun difiltrasi. 

Namun, kekuasaan atas tubuh justru terombang-ambing atas perilaku serta tindakan sosial yang bermula dari sebuah pertemuan yang mana mengatasnamakan kepercayaan dan cinta sehingga diri kita yang seharusnya mandiri kini menjadi manja dengan di selimuti semacam perebutan kuasa antar diri sendiri dan si pacar. 

Dari beberapa Informan mengatakan bahwa dengan memiliki seorang pacar maka terlahir suatu motivasi serta rasa semangat dalam melakukan kegiatan apapun itu contoh kecilnya seperti semangat kuliah, semangat berorganisasi, dan sang pacar bisa dijadikan sebagai teman spesial untuk meluangkan dan menghabiskan waktu bersama cuma berdua atau arti kata yang trend sekarang "Dunia terasa milik kita berdua".

Timbulnya hegemoni(unrequited love) dari seorang yang berpacaran tanpa mereka sadari sebenarnya telah terjadi penguasaan dari pasangannya (pacar) yang mengakibatkan kita mengalami tekanan dan kita tak tau jati diri kita yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun