Mohon tunggu...
Ahmad Muzaini
Ahmad Muzaini Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Universitas Budi Luhur

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Masih Sesuaikah Fungsi Media?

28 Oktober 2014   00:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14144074331858644845

Siapa yang tak kenal media? Media merupakan suatu hal yang paling sering dibicarakan dan bibahas. Mulai dari masyarakat biasa sampai mahasiswa di perguruan tinggi. Sekarang ini media sudah banyak digunakan dan diimplementasikan salah satunya di dunia pertelevisian, dengan menjalankan fungsi-fungsi media yang sudah ditetapkan.

Fungsi pertama media yaitu sebagai pemberi informasi. Disini media berusaha memberikan dan menyajikan informasi apapun seaktual mungkin berdasarkan fakta. Fungsi kedua yaitu sebagai Pendidikan, media berusaha menyajikan tayangan yang bersifat mendidik dan menambah wawasan bagi pemirsanya. Yang ketiga yaitu sebagai hiburan, yaitu dengan menghadirkan acara yang menghibur bagi khalayak, seperti acara komedi dan talkshow.

Namun kenyataannya, media yang sekarang seolah melupakan fungsi dasar dan fungsi utama dari media tersebut. Mulai dari hilangnya independensi karena telah digunakan sebagi alat kampanye, hingga sering kali menayangkan atau memberitakan informasi yang tidak bermutu dan tidak bermanfaat. Contoh misalnya sinetron yang hanya mengejar iklan daripada mencerdaskan dan memberi moral kepada khalayak, menayangkan acara pernikahan selebritis yang sebenarnya tidak memiliki manfaat untuk kepentingan umum.

Media seakan lebih mementingkan persoalan axiologi (pemanfaatan) ketimbang persoalan epistemology-nya (fungsi dasar). Hal ini mengakibatkan banyaknya  kritik mengapa harus tayangan itu yang disiarkan, mengapa tayangan ini yang di blow up habis-habisan, padahal tayangan tersebut tidak memberikan dampak positif kepada masyarakat.

Orang media tentu saja memiliki alasan yang mereka anggap benar, namun kita lihat lagi dari banyaknya kritik terhadap media yang menyatakan media sebagai unit produksi kapitalis, yang hanya mencari keuntungan dan melipatgandakan modal tanpa melihat persoalan axiology itu sendiri.

Lalu bagaimana langkah yang harus kita ambil? yang paling sederhana tentunya dari pemilihan tayangan oleh setiap pemirsa itu sendiri. Jika ia menganggap bermanfaat, tentu saja tidak jadi masalah. Namun jika ada tayangan lebih memberikan efek yang negatif, sebaiknya ia menghentikan untuk mengonsumsi tayangan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun