Lebaran hari pertama adalah suasana yang mengharukan. Usai salat Idul Fitri, masih terngiang di kepalaku bagi orang-orang yang telah meraih lailatulqadar. Kata itu adalah sebagai gambaran suasana batiniah manusia yang sukses dalam puasanya dengan menahan lapar dan haus, menahan hawa nafsu, bersabar, pemaaf, dan berzikir dengan membaca Quran. Maka lailatulqadar adalah dapat diraihnya.
Persoalannya dapatkah kita mengejawantahkan lailatulqadar itu bakda Ramadan? Masalah ini harus dijawab dengan perbuatan lahir dan batin. Bagi orang-orang yang beriman akan mudah merealisasikannya, khususnya bagi mereka yang langgeng dalam menjalankan keimannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dalam suatu perjalanan silaturahmi. Jalan yang dilalui sering kali krodit. Sebabnya antar lain banyaknya kendaraan, jalannya sempit. Terjadilah kemacetan, ditambah suasana panas. Mereka semua ingin bersilaturahmi ke rumah famili, handaitolan, kerabat untuk bermaaf-maafan. inilah ujian bagi yang melaksanakan lebaran.
Dalam kondisi yang macet, jalan sempit, dan udara panas. Ada dua kendaraan yang saling menghimpit dari arah berlawanan di jalan yang sangat sempit dan padat. Tampak pengemudi yang satu dengan kendaraan Sigra, dikemudikan oleh anak muda berusia 17 tahunan. Dan satu lagi dengan mobil baru bermerek Suzuki Ertiga yang dikendarai seseorang berumur 50 tahunan. Di belakang mobil Sigra sudah padat mengantre kendaraan. Sementara di belakang Ertiga masih agak lengang. Namun tampak Ertiga tak hendak mundur dan terus bertahan dengan wajah yang amat emosional.
Sang pemuda yang mengendarai Sigra tampak tenang dan mrnghentikan laju mobilnya. Dari mobi Ertiga, seorang gadis berteriak, "Ya, keserempet-keserempet!" dengan suara lantang smbil membuka jendela mobilnya. Tampaknya ia seorang anak pengemudi mobil baru. Perjalanan terhenti dari kedua arah.Â
salah seorang penumpang Sigra turun seorang pemuda berumur 20 tahunan ke atas. Tampaknya kakak sang pengemudi. Dan salah seorang gadis berumur 20-an turun dari Ertiga untuk mengatur kendaraan. Dengan cekatan sang gadis menyuruh mundur Sigra dan mobil yang ada di belakangnya. Jalan pun sudah mulai dapat dilewati Ertiga, namun Ertiga tetap terdiam tak bergerak maju. Rupanya ia ingin komplain dan menuntut pemilik Sigra untuk menyaksikan keadaan kendaraan Ertiga.Â
Ada sedikit warna putih pada body Ertiga hitam nan baru itu di sebelah kanan. Tapi bukan baret tampaknya hanya sentuhan bekas warna Sigra warna metalik. Karena Ertiga hitam itu tak bergerak ke depan tu berjalan. Salah seorang penumpang Sigra berumur 50-an turun dan menghampirinya. Pengemudi Ertiga yang berawak tinggi dan hitam langsung turun dari mobilnya. Ia segera meminta pertanggungjawaban dari pemilik Sigra. Sebenarnya tak tampak benar garis itu pada body Ertiga, hanya tipis saja. Apabila diusap dengan Autan pasti hilang.
Tiba-tiba, "Sini mana KTP-nya, mana KTP-nya!" teriak sang gadis berumur 18 tahunan itu kepada Bapak penumpang Sigra sambil berdiri di samping pengemudi Ertiga. Tampaknya ia adalah anaknya. Sang Bapak terdiam dan tenang sambil membuka dompetnya. Ia tak menghiraukan seruan gadis tadi. "Begini saja Pak, kami mohon maaf, hari ini lebaran. Kalau Bapak mau ambillah uang ini sebagai pengganti mobil bapak yang lecet," bisik si Bapak penumpang Sigra.
"Tidak usah!" Sanggahnya.
"Tulis saja nomor telepon saya, nanti kalau ada perbaikan di bengkel mana, Bapak hubungi saya saja," dengan suara rendah. Pengemudi Ertiga itu tak bergeming dan tetap terdiam. Suasana semakin macet. Di belakang Ertiga sudah berderet motor dan mobil. pengemudi motor yang lewat pada berteriak kepada pengemudi Ertiga.
"Hai, macet, kayak baru punya mobil aja, dasar norak!" Ia pun diam tak bergeming. Sang pemuda penumpang Sigra melihat ayahnya bersitegang kepada pemilkik Ertiga, hampir naik pitam, dan mendekatinya sambil memberikan peringatan. Sopir Ertiga pun tak terima dan mendekati pemuda itu dengan tangan kiri di dada dan tangan kanan sambil menunjuk batang hidung si pemuda.
Ayah pemuda mencegah pengemudi Ertiga dengan mengusap dada dan perutnya sambil berkata, "Sabar Pak ini masih Idul Fitri." Sementara sang pemuda antisipasi kalau-kalau bogem mentah menimpanya. Lantas Ia pun masuk ke Ertiganya. Para pengemudi sepeda motor yang lain berteriak, "Hai Ertiga maju, jalan sempit! Ertiga pun melaju ke depan dan menepi.Â
Lalu lintas mulai lancar berjalan. Sang pemuda kembali ke mobilnya dengan tenang. Tapi sang gadis penumpang ertiga menghampiri Bapak usia 50-an, meminta nomor telepon. Lalu diberikannya. "Terima kasih Pak," ucapnya.
"Sampaikan salam saya pada ayahmu minal aidin walfaizin di hari raya fitri ini," pungkas Bapak pemilik Sigra itu.
"Ya, Pak, terima kasih," Â ucap sang gadis itu sambil berlari menuju mobilnya. Jalan pun mulai lengang. Keributan dan teriakan orang di jalan terhadap pengemudi Ertiga sudah menghilang.
Si Bapak itu pun masuk ke mobil Sigra. Semua penumpang yang berada di Sigra mulai merasa tenang. Walau agak macet di lebaran hari pertama adalah menjadi kelaziman. Begitu pula keributan di jalan raya pada umumnya tak terhindarkan di hari setiap lebaran. Alih-alih meraih lailatulqadar, justru yang sering terjadi adalah meraih lailatulkeder. Karena sering terjadi ketegangan di jalan raya.
"Nak, ini adalah ujian buat kita di hari lebaran, apakah kita menjadi orang yang sabar atau tidak."
"Apakah kita memakai logika atau pakai emosi."
"Iya, yah sahut anak-anaknya."
"Kalau ia macam-macam, saya sudah siap dengan beberapa jurus untuk menundukannya," selah sang pemuda yang juara silat itu.
"Ya, boleh berjaga-jaga dengan cara yang logis dan tak emosi. Ayah pun demikian adanya."
"Ya, Yah."
"Kalau kita sabar dan baik-baik, insya Allah tidak akan terjadi apa-apa. Banyak orang yang menyaksikan bahkan memarahi pengemudi Ertiga. Akhirnya ia pun sadar dan menghindar, yang penting kita tidak emosional sehingga kita bisa dengan mudah mengantisipasi kalau bahaya akan mengancam."
"Ini ujian buat kita. Bukankah khatib Idul Fitri tadi mengatakan bahwa orang yang meraih lailatulqadar tanda-tandanya antara lain tenang dan sabar. Mengajak orag untuk berbuat baik, pokoknya segala perbuatan yang mampu meningkatkan keimanan pada kita dan orang lain."
"Buktinya tadi. Ia mau dan menuruti kata-kata ayah agar bersabar, dan cari solusi terbaik karena ini lebaran dengan cara ayah mencegah untuk mengejarmu sambil mengusap dadanya." yang lain pun mengangguk. Perjalanan mulai lancar lailatulqadar bisa dapat diraih bagi orang yang sabar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H