Mohon tunggu...
Ahmad Mutawakkil Syarif
Ahmad Mutawakkil Syarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just a kid from Cendrawasih, Makassar

Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penipuan: Keturunan Kejahatan Yang Berevolusi Dari Trik Jalanan Murahan Ke Sistem Digital Yang Canggih

22 November 2024   05:40 Diperbarui: 22 November 2024   09:01 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa informasi pribadi seperti password akun, pin bank merupakan amunisi utama para scammer dalam melancarkan aksinya. Banyak penipuan yang mengatasnamakan bank meminta Anda memberikan kode OTP (One Time Password). Bank yang sah tidak pernah meminta kode OTP melalui telepon atau email. Karena itu, Simpan informasi penting di tempat yang aman dan gunakan pengelola kata sandi jika perlu. Selain itu, mulailah batasi informasi pribadi yang anda bagikan di medsos. Sebab dalam praktiknya, para scammer menggunakan informasi dari media sosial untuk menyamar sebagai anda atau orang yang anda kenal. Dan solusinya anda bisa mulai dengan memprivat akun anda dan hindari membagikan informasi terlalu banyak di media sosial, seandainya para scammer ini tetap mencoba menyamar sebagai orang yang anda kenal, anda harus tegas menolak segala permintaan mereka, bahkan bisa mengancam akan melaporkan nomor mereka ke polisi.

Contoh Kalimat Yang Bisa Digunakan Ketika Ditelpon Penipu. (Sumber: Editan Pribadi di Apk canva.com)
Contoh Kalimat Yang Bisa Digunakan Ketika Ditelpon Penipu. (Sumber: Editan Pribadi di Apk canva.com)

Itulah beberapa solusi penting yang bisa diberikan oleh penulis dalam rangka menghindari para scammer. Namun perlu diingat, sekalipun sudah melakukan solusi yang sudah disebutkan diatas, kita tidak sepenuhnya aman 100% dari mereka, sebab, ada beberapa professional yang tidak membutuhkan informasi pribadi untuk melancarkan aksinya. Jika mereka ingin mereka bisa langung meng-hack seperti hacker-hacker pro yang sering kita lihat di film-film. Mengerikan bukan?

Penulis berharap, dengan adanya penjelasan terkait gambaran umum penipuan, faktor-faktor penyebabnya, contoh di berbagai timeline, serta solusi-solusi dalam mencegah penipuan di masa kini, penipuan dapat dihindari oleh sebagian besar masyarakat kita. Sekian terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun