Itu tadi berbagai jenis dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kecanduan gadget dan sosmed. Dan sebenarnya, jika kita berbicara mengenai dampak, dampak negatif yang sudah dijelaskan diatas sudah merambah ke ranah global. Kita bisa melihat ilustrasi yang menjadi gambar utama dari artikel ini akan nampak tulisan “No Mobile Phone Phobia”, merupakan kondisi dimana munculnya rasa takut yang berlebihan ketika tak ada akses ke ponsel maupun koneksi internet. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada sebuah studi yang dilakukan oleh UK Post Office pada tahun 2008.
Adapun ciri-ciri dari “No Mobile Phone Phobia”, yaitu: panik saat kehabisan baterai atau jaringan yang lag, terus-menerus memeriksa ponsel sekalipun tidak ada notifikasi, merasa tidak nyaman ketika berada dalam situasi dimana tidak ada ponsel, dan sulit berkonsentrasi. Dan bicara mengenai dampak dari fenomena ini sebenarnya kurang lebih sama seperti yang dijelaskan terkait jenis-jenis gangguan di beberapa paragraph sebelumnya.
Pembahasan terkait fenomena “No Mobile Phone Phobia” ini bertujuan untuk memberitahu bahwa fenomena kecanduan terhadap gadget dan sosmed sudah ada sejak lama, bahkan sudah merambah ke tingkat global, mengingat studi terkait sudah pernah dilakukan di luar negeri pada tahun 2008. Yang kemudian menjadi pesan penting adalah ketergantungan berlebihan pada ponsel dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang. Nomophobia tidak hanya sekadar rasa tidak nyaman saat jauh dari ponsel, tetapi juga bisa menyebabkan kecemasan, stres, gangguan tidur, dan masalah sosial yang dapat mempengaruhi produktivitas serta hubungan antar sesama. Karenanya, penting untuk melakukan pembatasan waktu terhadap penggunaan gadget, bahkan kalau perlu kita bisa membuat jadwal tertulis terkait waktu penggunaan gadget. Selain pembatasan waktu, bijak dalam menggunakan gadget dan sosmed adalah langkah berikutnya. Setelah itu, kita bisa menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas di real life, seperti olahraga, membaca buku, menulis, atau berkumpul dan bermain dengan teman-teman.
Akhirnya, tibalah dibagian akhir, yaitu kesimpulan. Penulis menyimpulkan bahwa meskipun teknologi telah berkembang sangat pesat beberapa tahun terakhir, khususnya pembaharuan dalam aspek sosmed. Namun kita tetap harus bijak dan selektif dalam menggunakannya. Tingginya penggunaan sosmed berdasarkan data di tahun 2024 menunjukkan bahwa masyarakat kita sudah kecanduan sosmed, yang mana jika dibiarkan terus-menerus akan membawa dampak buruk secara kolektif. Karena itu pentingnya menerapkan batasan terhadap penggunaan gadget dan sosmen, serta berfokus dengan real life agar tidak menciptakan ketergantungan terhadap gadget dan sosmed. Sekian terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H