Pandemi virus Covid-19 yang telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun memberikan banyak dampak positif maupun negatif kepada masyarakat dunia. Tidak satu pun masyarakat dunia yang dapat memprediksi bahwa akan terjadi wabah pandemi dengan jangka waktu yang cukup lama. Mau tidak mau masyarakat dunia harus belajar beradaptasi dengan situasi pandemi virus Covid-19. Dampak dari adanya pandemi virus Covid-19 ini meliputi segala aspek. Mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, politik, hingga aspek pendidikan. Sehingga masyarakat dunia harus ‘memutar otaknya’ agar dapat bertahan hidup di situasi pandemi hingga saat ini.
Dalam aspek pendidikan, negara Indonesia mengambil keputusan untuk mengadakan pembelajaran jarak jauh (daring). Dilansir dari website kemdikbud.go.id, Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim mengeluarkan Surat Edaran (SE) Mendikbud nomor 4 tahun 2020 dan SE Sekjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) selama darurat Covid-19. Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.
Keputusan ini berlaku untuk seluruh jenjang pendidikan di Indonesia. Mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat perguruan tinggi. Sehingga para civitas academica harus mempersiapkan metode pembelajaran jarak jauh yang menarik dan efisien bagi para peserta didik. Seperti yang diterapkan oleh Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA Yogya).
UNISA Yogya menerapkan sistem pembelajaran daring menggunakan aplikasi ELearning UNISA Yogya atau biasa disebut dengan LENSA. Aplikasi ini memiliki banyak keunggulan dan sangat membantu para dosen serta mahasiswa untuk melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring. Fitur yang terdapat di dalam aplikasi LENSA diantaranya terdapat fitur untuk memilih mata kuliah, kolom pengumpulan tugas dan laporan, kolom materi PPT (Slide PowerPoint) dari dosen, absensi kelas hingga pelaksanaan Ujian pun menggunakan aplikasi tersebut. Hal tersebut dapat meminimalisir adanya kesalahpahaman dalam penilaian dosen terhadap tugas dari mahasiswa. Karena seluruh komponen dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) telah tercakup di dalam aplikasi LENSA.Â
Meskipun demikian, aplikasi ini tak jarang pula mengalami kendala. Hal tersebut dapat dirasakan oleh dosen maupun mahasiswa ketika hendak melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Karena pengguna yang begitu banyak di waktu yang bersamaan, alhasil server dalam aplikasi tersebut down atau ‘lemot’. Sehingga dalam pelaksanaan ujian daring terkadang mahasiswa mendapatkan perpanjangan waktu dari dosen pengampu mata kuliah.
Akan tetapi, kendala tersebut hanya dirasakan saat pekan-pekan Ujian. Kendala tersebut bukanlah kendala yang besar bagi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dalam melaksanakan pembelajaran daring. Hingga saat ini dosen dan mahasiswa setia dalam menggunakan aplikasi LENSA sebagai sarana-prasarana kampus dalam menangani masalah pandemi pada aspek pendidikan. Karena di mana pun dan dengan media apapun kita belajar, tidak akan mengurangi hak dan kewajiban dalam proses menuntut ilmu. Semoga apa yang telah diajarkan oleh para dosen kepada mahasiswa dapat menjadi amal jariyah dan dapat mengantarkan para mahasiswa ke gerbang menuju kesuksesan. Aaamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H