Menurut Kepala Badan Penelitian & Pengembangan (Litbang) dan Diklat Kemenag, Suyitno di Jakarta, Rabu (16/10/24) dua short course ini khusus digelar untuk menyemarakkan Hari Santri, dirancang untuk membekali para santri menyiapkan diri menyongsong masa depan.
"Santri harus beradaptasi dengan teknologi agar menjadi pribadi yang komplit, menguasai ilmu keagamaan dengan baik sekaligus menguasai teknologi,"tambahnya.
Menurut Suyitno, dunia yang terus berubah dan dipenuhi dengan teknologi ini harus direspons pesantren dengan positif. Pesantren harus memanfaatkan teknologi untuk mempercepat penyampaian materi dakwah dan belajar.
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Mastuki mengungkapkan, dua short course ini melibatkan nara sumber yang professional di bidangnya, yaitu para content creator santri yang memiliki rekam jejak sangat panjang.Â
"Semua pengisinya adalah para ahli, baik yang untuk content creator maupun Artificial Intelligence. Kita ingin memberikan layanan terbaik untuk para santri dalam mempelajari dua hal ini," ungkapnya.Â
Mastuki menambahkan, untuk content creator, materi yang akan dipelajari antara lain: storytelling, menulis naskah, branding, teknik produksi, dan lainnya. Sementara untuk Mahir Artificial Intelligence, materi yang dipelajari berfokus pada AI yang bisa membantu santri mengembangkan ilmu agama, antara lain: AI dan masa depan santri, penggunaan AI untuk menulis arab, pembuatan chatbot santri, dll.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag Basnang Said mengatakan kegiatan pesantren digital yang dikerjasamakan dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemenag adalah bagian dari mengenalkan kepada para santri dan calon-calon pemimpin bangsa dari kalangan santri untuk mengenal dunia secara online.
"Kegiatan pesantren digital dilaksanakan dengan sistem belajar mandiri melalui Open Online Course (MOOC) Pusat Informasi Pelatihan dan Pembelajaran (Pintar) Kemenag dengan jumlah peserta yang tidak terbatas dari kalangan santri dan masyarakat umum," Ungkapnya.
 "Walaupun pembelajaran pada kegiatan ini dilaksanakan secara online atau tanpa tatap muka, tetapi kami (kemenag) menyakini bahwa itu akan berdampak bagi tercapainya pembelajaran di pesantren dengan substansi keilmuannya yang tidak kalah dengan tatap muka secara langsung," ujar Basnang.Â
Ia menyampaikan, pelatihan AI ini digelar karena adanya berbagai tantangan ke depan, sehingga kecerdasan buatan ini harus dipelajari sebelum pekerjaan manusia tergantikan oleh AI.Â
"Karena perkembangan teknologi saat ini, maka di masa yang akan datang salah satu yang membantu penguatan sumber daya manusia (SDM) adalah pembelajaran seperti Ai ini,"ujar Basnang.Â
Ia menyampaikan, tujuan pelatihan kreator konten adalah supaya para santri dapat memublikasikan kegiatan-kegiatan positif di lingkungan pesantren, seperti kegiatan pengajian, serta pelatihan bahasa Arab dan bahasa Inggris.Â
"Selama ini banyak kegiatan-kegiatan positif di lingkungan pesantren yang belum terposting yang akhirnya tidak tersampaikan kepada publik. Justru hal-hal yang negatiflah yang terposting di publik. Padahal begitu banyak kegiatan yang baik dan positif di lingkungan pesantren," ujarnya. Basnang berharap, pelatihan kreator konten bagi para santri ini dapat memublikasikan kegiatan-kegiatan yang baik dan positif di lingkungan pesantren kepada masyarakat umum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI