Mohon tunggu...
Ahmad Mursyidi
Ahmad Mursyidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur, Khodimul Al Qur'an Metode Tilawati

Berusaha untuk lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nostalgia Guru Al Quran

10 Oktober 2023   08:42 Diperbarui: 10 Oktober 2023   09:19 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Perkembangan Pembelajaran Al-Quran di Indonesia.

   Di tahun sebelum era 70an sistem pembelajaran Al-Qur'an masih mengikuti sistem lama, dimana pembelajarannya masih diadakan di masjid, surau atau langgar.

   Anak-anak duduk bersila dihadapan guru tanpa bangku dengan sistem individu maju satu persatu, setelah membaca doa pembuka bersama-sama, dimana biasanya materi doa pembukaannya adalah surat al-Fatihah dan bacaan shalat, guru terkadang masih main pukul jika ada anak yang salah membaca, padahal harusnya guru menunjukkan kesalahannya dan membetulkannya.

   Pelajaran mula-mula mengenal huruf Hijaiyah dengan panduan kitab Baghdadiyah atau biasa disebut Alifan/Turutan.

   Setelah lancar, kemudian melanjutkan membaca surat-surat pendek dari _An-Naas sampai Adh-Dhuha_, barulah anak mulai dari surat _Al-Baqarah_ sampai hatam.

   Lama pembelajaran tidak ditentukan, bisa 3, 4 sampai 5 tahun bahkan bisa lebih, tergantung kecerdasan dan kerajinan anak dalam belajar. Bahkan ada yang bertahun-tahun tidak hatam-hatam sampai keluar.

   Mengetahui keadaan itu, pada awal tahun 70an para ulama praktisi pengajaran al-Quran berusaha membuat metode baru yang lebih mudah dipahami anak serta tidak membutuhkan waktu lama.

   Maka lahirlah beberapa metode pembelajaran al-Quran seperti Qira'ati disusul Iqra' dan An Nahdhiyah kemudian Tilawati, Yanbu'a, Al-Barqi, Ummi, Al-Insyiroh, At-Tartil, Tartila, Jet Tempur, Falahiyah dan Wafa Dll.

   Dan pada tempat tertentu, pembelajaran terkadang diselingi juga dengan materi-materi lain seperti Aqidah, Fiqih, Tajwid dan Akhlak yang biasanya menggunakan kitab-kitab dasar seperti Mabadiul Fiqiyah, Sulam Safinah,  Akhlaqul Bani dan Aqidatul Awam.

   Berkat metode-metode pembelajaran di atas, pengajaran al-Quran jadi lebih efektif dan efesien, sehingga dalam waktu singkat anak sudah bisa membaca Al-Quran.

   Namun, apapun metodenya semua tergantung guru dalam sistem pengajarannya,maka sebagai guru Al-Quran kita sepatutnya terus belajar dan mengasah diri sebagai bekal dalam membimbing anak didik, sehingga mereka benar-benar bisa membaca al-quran dengan baik dan benar serta lancar.

Ayo Semangat Belajar dan Mengajarkan Quran

.

Bagaimana dengan sejarah pembelajaran di daerah Anda?

(Imam Safi'i, S.S. M.Pd).

Di salin kembali oleh Ahmad Mursyidi (Ustadz Al Qur'an Metode Tilawati Cabang Kalsel KPA Martapura)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun