Tapi ibuku berhasil melawan pahitnya sendi-sendi kehidupan dunia. Meskipun sebelumnya beliau mencoba berdagang di pasar gagal tetapi sukses berjualan di suatu gang.
Sebelum ibuku menyusul merantau aku sudah duluan kerja di pengetikan komputer dengan gaji pas-pasan. Ketika itu hidayah turun kepadaku untuk masuk Ponpes dan jalan itu semakin terbuka ketika ibuku menyusul tetapi kebahagian itu tak berjalan lama. Setelah bertahun-tahun kami terpisah menempuh pendidikan masing-masing ingin terkumpul Allah berkehendak lain, kakakku dipanggil kepangkuan-Nya.
Tekadku bulat untuk masuk Ponpes. Kendaraan yang dipakai kakakku ketika kecelakaan kami jual dan kami membeli tanah untuk tempat tinggal serta usaha, itupun bangunannya bertahap bertahun-tahun baru jadi.Â
Di sini ibuku berperan memotivasi aku yang mana dulu duduk manis di komputer pulang di jemput dengan kendaraan. Sekarang harus pakai sepeda onthel angkut barang dan sekolah ke Pondok. Betapa gengsi dan malunya membaur jadi satu. Tetapi itu hanya beberapa tahun berkat kegigihan aku dan ibuku menjalankan usaha aku bisa membeli Supra dan Vario.
Nah itulah klarifikasi aku tentang Pahlawan masa kini. Ibuku...!!!Â
Selamat Hari Pahlawan 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H