Dalam Pidato Kenegaraan Sidang Tahunan MPR/DPR-DPD pada Jumat, 14 Agustus 2020 di Senayan, Presiden Joko Widodo 4 kali menyebut "bajak momentum krisis."
Presiden mengajak harus ada pemutakhiran di berbagai sektor pangan, energi, infrastruktur, kesehatan, hukum, politik, kebudayaan, dan teknologi. Semuanya musti berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.
Mendengar kata "bajak" ada 2 kosakata di benak kita, sesuatu yang positif dan yang satunya lagi negatif.Â
Yang positif kata bajak ialah sesuatu alat pertanian yang berbentuk runcing melengkung yang ditarik oleh sapi atau kuda di zaman tradisional dan di zaman modern sekarang menggunakan mesin bertenaga bahan bakar. Tujuan membajak tanah ini untuk mengeluarkan tanah yang subur kepermukaan sebelum penanaman benih yang disemai.
Sedangkan yang negatif kata bajak ialah bajak laut yaitu sekelompok orang berkapal yang merampok dan membunuh setiap kapal yang melintas di lautan yang biasanya membawa barang dagangan.
Sebagaimana bajak untuk menggemburkan tanah bagian dalam yang subur kepermukaan, begitu juga maksud dari Pak Jokowi menginginkan adanya kemajuan di berbagai bidang dengan menggali potensi yang ada bukan kemunduran dan kenaikan ekonomi nasional bukan penurunan ekonomi di saat krisis melanda.
Dalam bidang teknologi digital contohnya Pak Jokowi membutuhkan kurang lebih 9 juta ahli komputer dalam kurun waktu 15 tahun. Talenta digital ini dibutuhkan untuk membangun ekonomi digital di tanah air.
Dengan proyek 15 tahun tersebut ada kemungkinan Indonesia akan bangkit dan menjadi negara maju sesuai dengan tema HUT Kemerdekaan RI ke 65 tahun sekarang dengan tajuk "Indonesia Maju."
Ini adalah awal untuk restart hang komputer seluruh dunia seperti yang dikatakan Pak Jokowi dalam pidatonya.
"Ibarat komputer, perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang hang. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat," kata Presiden. (kompas.com)
Dalam bidang hukum, kalau menginginkan nilai-nilai Pancasila harus sesuai dengan sila ke 5 yaitu "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia."
Bagaimana caranya? Dalam menjalankan peradilan harus seadil-adilnya tidak boleh pilih kasih. Yang salah tetap salah siapapun dia begitu juga sebaliknya yang benar jangan dibilang salah. Agar kita termasuk orang yang bertakwa di sisi Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al Quran Al-Maidah ayat 8 berikut ini "Wahai orang-orang yang beriman, Jadilah kamu para penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu golongan mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (Q.S Al-Maidah: 8).
Virus Covid-19 memang mengubah segala aspek kehidupan. Baik kesehatan maupun aktifitas manusia lainnya.
Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 65 tahun ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Baik dari cara upacara bendera di semua tempat yang biasanya ramai banyak yang hadir sekarang tertentu dan harus memakai masker dan protokol kesehatan.Â
Biasanya setiap HUT Kemerdekaan RI berbagai lomba dan acara meriah sekarang hampir di setiap tempat di Indonesia ditiadakan.Â
Begitu juga di tempat saya tinggal di Gang Sampurna Kelurahan Tanjung Rema Darat Martapura Kalsel, yang biasanya anak-anak dan seluruh masyarakat ramai mengadakan perlombaan semacam tarik tambang, lomba makan kerupuk, lomba kelereng, lomba karung, panjat pinang dll sekarang sepi.
Semoga virus covid-19 ini segera berlalu sehingga kehidupan manusia kembali normal seperti biasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H