[caption id="attachment_262702" align="aligncenter" width="164" caption="sampul buku"][/caption]
Hari ini engkau lahir, empat belas abad yang lalu. Penuh senyum, penuh harum. Wangimu tercium waktu.
Engkau pun melangkah, hiasi sepimu dengan kerja, dalam cinta. Engkau pun temani zaman, mengulur tangan kebenaran, dalam setia. Menuntun manusia dengan kearifan, dalam percaya. Memapah manusia ke rumah bahagia, dalam makna. Ruang pun tertunduk penuh sahaja.
Aku tersentak. Ketika engkau, mainkan melodi seruling, earisi kapak Ibrahim. Tancapkan semangat suci, tegakkan tongkat Musa. Sembuhkan duka zaman, alirkan kasih Isa. Laa ilaaha illa Allah. Aku iman kepadamu. Ketika engkau sampai ke langit, engkau pun turun kembali ke bumi. Sujudmu bertilam kemanusiaan. As-salaamu’alaika ya Nabiyallah.
Oo Muhammad yang mulia. Aku tak pantas walau menyebut namamu, terlalu canggih khianatku padamu. Terlalu liar bisa ular keluar. Terlalu rinci perilaku babi meniti, terlalu sering anjing bergunjing. Entah harus kuapakan diri ini. Aku kebingungan di belantara peradaban, tiap detik adalah dosa. Aku kehilangan araha rimba kehidupan, tiap menit adalah nista. Aku terasing di rumahku sendiri, terlalu asyik dengan kemilau dunia.
Yang pasti, hanya kepadamu aku mengadu. Semoga tanganmu yang suciberkenan mengelus kepalaku. Doamu yang kumau, restumu harapan kalbu. Sanggupkan aku untuk menggapaimu. Izinkan aku untuk selalu merindu. Aku rindu marahmu, aku mau tamparanmu, aku mau diludahimu. Apa pun darimu adalah wahyu.
Ya Rasulullah, aku ingin bertemu, walau sekejap berlalu. Sampai kapanpun kutunggu, sampai kapan pun kurindu. Wajahmu, senyummu, syafa’atmu. Penuh salam sejahtera untukmu dan keluargamu…
TAPAK SABDA - Sebuah Novel Filsafat - by Fauz Noor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H