Mohon tunggu...
Ahmad Munir Chobirun
Ahmad Munir Chobirun Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Penulis Lepas, Pengelola Blog ahmadmunir.page.tl

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurangi Anak Bermain Gawai, Memperbanyak Interaksi Anak Dengan Lingkungan

5 April 2018   13:56 Diperbarui: 5 April 2018   14:01 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam interaksinya dengan lingkungan, anak juga akan mengenal karakter, perilaku, dan rasa. Pada ahirnya anak akan terlatih untuk menentukan pilihan sikap yang baik pada saat bermain dan bersama dengan teman sebayanya.

Interaksi langsung menjadi media pembelajaran yang paling riil, yang paling sesuai dengan fase pertumbuhan anak. Anak akan mengalami perkembangan fisik dan mental yang seimbang. Banyak pelajaran yang akan dirasakan oleh anak secara langsung, tanpa harus melalui pembelajaran formal. Anak-anak akan mengenal dunianya berdasarkan pengalaman yang lebih nyata.

Gawai dan Televisi sebagai Solusi Media Pembelajaran

Kepedulian pemerintah pada situasi ini terlihat dari banyaknya program pemerintah yang merancang anak didik sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini termasuk yang dirangsan untuk menumbuhkan lingkungan belajar dan bermain anak.

Harus diakui, pemerintah melalui institusi yang ditugasi, sudah cukup serius mengawasi tayangan yang ramah anak. Tidak sedikit, tayangan anak-anak kita mengandung muatan nilai dan pembelajaran. Hanya masih lebih banyak yang lebih menekankan pada aspek hiburan dan keceriaan semata.

Gawai membantu pada pembelajara anak yang bersifat visual dan dinamis. Gawai dibatasi pada alat untuk membantu mempermudah pengenalan objek pada anak. Kemudahan dalam mendapatkan berbagai aplikasi yang mendukung anak mengenal objek dan lingkunganya lebih cepat. Namun harus pula diimbangi dengan nilai, norma dan larangan-larangan.

Dalam rangka memanfaatkan gawai sebagai media pemlejaran, saat ini sudah banyak dikembagkan aplikasi yang memungkinkan anak mempelajari objek dan mengenal objek benda, sesuai dengan kebutuhan umur anak. Jadi gawai dapat menjadi solusi atas permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana visualisasi peraga, untuk memperkenalkan objek benda pada anak.

Tahapannya tentu harus dilalui orang tua sebagai bagian dari pendidik. Pertama, berikan kesempatan kepada anak untuk lebih banyak mengenal objek benda di lingkungan nyata. Kedua, orang tua mencari aplikasi yang mendukung pemodelan objek benda di lapangan dengan model di dalam aplikasi gawai. Ketiga, batasi waktu penggunaan gawai. Keempat, batasi interaksi langsung anak dengan gawai, untuk menghindarkan anak pada keinginan untuk memainkan gawai secara berkelanjutan.

Sekali lagi gawai dan televisi menjadi media yang netral. Keputusan orang tua dalam mengawasi anak-yang menentukan. Jika anak diperlihatkan tayangan yang mendidik, yang humanis, yang mengajarkan pada nilai dan budaya lokal  kita, yang mengajarkan sopan santun, dan aklak luhur lainnya.

Sampai pada ahirnya, mengurangi anak bermain gawai dan memperbanyak interaksi anak dengan lingkungan adalah pilihak bijak orang tua di kota besar seperti Jakarta. Tentu interaksi dengan lingkungan, yang diawasi oleh orang tua dan tidak membahayakan. Biarlah anak-anak mendapat pendidikan dari lingkungan bermainnya, tanpa harus menjadi korban perkembangan teknologi informasi, yang belum sesuai dengan kebutuhan anak.

#sahabatkeluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun