Gawai adalah objek yang netral, kedudukannya tidak memiliki unsur nilai apapun, hanya dalam prakteknya, tidak banyak orang tua yang dapat memanfaatkan gawai sebagai media pembelajaran yang optimal.
Masa balita dan anak-anak adalah masa dimana kebutuhan fisik terutama makanan, gizi dan istirahat yang perlu dipenuhi. Perbandingan masa bermain dan masa istirahat perlu seimbang dicirkan dengan jumlah jam yang hampir sama. Siklus istirahat dan tidur balita dan anak-anak masih lebih panjang dibanding masa lainnya. Gawai pada fase ini dapat mengganggu komposisi istirahat dan bermain anak.
Sementara, pada fase ini, anak-anak tidak ada kompromi, anak-anak hanya akan memanfaatkan gawai pada aplikasi yang dia pahami, sebagaimana lingkungan sekitarnya.
Permainan anak juga lebih baik pada jenis permainan fisik, untuk melatih organ tubuh pada anak, agar mengalami fase kematangan. Fisik anak-anak yang lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain gawai, tentu dapat terganggu mengingat bermain gawai memforsir organ mata dan organ tangan, dibanding organ lain. Jangan sampai kecenderungan memainkan gawai dalam batas waktu yang tidak wajar mengganggu pertumbuhan organ fisik anak.
Kondisi keduanya, bertentangan dan tidak mudah dicari titik temunya. Pada intinya, anak-anak lebih memanfaatkan gawai, untuk hal-hal yang disukai saja. Tidak mudah orang tua mengarahkan pada anak-anak, media pembelajaran.
Secara garis besar, gawai dapat menjadi penunjang dan media pembelajaran dalam rangka anak mengenal objek benda, dengan visualisasi yang menarik dan dinamis. Tetapi dengan catatan, harus dibatasi dan diawasi sesuai keperluan atas penggunaan gawai.
Mendidik dengan Interaksi Langsung
Mendidik adalah proses aktif, yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik, dengan serangkaian metode yang terukur dan terencana. Karena proses aktif, maka orang tua harus mengambil peran sebagai pendidik utama. Agar berhasil, tentu perlu memanfaatkan berbagai perantara, yang memungkinkan keinginan untuk membangun itu dapat terlaksana dengan baik.
Anak-anak perlu diberi kebebasam mengenal dunianya dengan lingkungan. Lingkungan banyak memberi pelajaran dan nilai. Anak-anak dapat mengenal penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) dari lingkungannya.
Membiarkan anak berinteraksi dengan gawai secara berlebih, apalagi tanpa kendali dan pengawasan orang tua, tentu dapat menimbulkan efek yang kurang baik. Interaksi anak pada media pembelajaran sejenis gawai atau televisi, harus atas rencana pendidik (orang tua), tidak dibiarkan sendiri. Seperti halnya dalam menonton tayangan televisi, tidak semua layak ditonton anak-anak.
Sosialisasi anak pada lingkungan melatih fisik dan mental anak. Fisik anak akan terlatih dengan jenis permainan yang mengharuskan akan bergerak, misalnya bermain sepeda, mobil-mobilan, bola, origami, dan jenis mainan fisik lainnya.