Mohon tunggu...
Ahmad Munir Chobirun
Ahmad Munir Chobirun Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Penulis Lepas, Pengelola Blog ahmadmunir.page.tl

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Air Mahal di Jakarta, Bukan Barang Gratis

4 Januari 2018   15:00 Diperbarui: 4 Januari 2018   15:29 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa Jakarta kekurangan Air Bersih?

Air bersih adalah air yang memiliki standard di atas baku mutu. Secara sederhana, kualitas air dapat ditentukan dari rasa, bau, dan warna, sebelum dilakukan secara detail kandungan mineral, klorofil, atau pencemar yang ada dalam air. 

Secara ilmiah, dalam laoratorium kualitas air diukur berdasarkan nilai Derajat keasaman (Ph), kandungan-kandungan zat dalam air (BOD, COD, dll). Warga Jakarta lebih memilih air tanah dibanding air permukaan, karena kualitas air tanah yang lebih baik dibanding air permukaan pada umumnya.

Krisis Air

Secara aktual dan alamiah, Jakarta sudah mengalami krisis air. Krisis air disebabkan karena kebutuhan aktual dengan permintaan aktual, sudah tidak sebanding. Jadi Jakarta terpaksa memenuhi kebutuhan airnya dari daerah lain, lebih tepatnya daerah sekitar Jakarta. Untuk air baku PAM, Jakarta memanfaatkan 80% sumber air dari waduk saguling, Purwakarta. Sisanya disupplai dari Tangerang dan sekitarnya.

Kondisi krisis memuncak pada saat terjadi kemarau panjang. Pada saat yang sama daerah lain juga membutuhkan sumber air. Sehingga kadang-kadang krisis air di Jakarta menyebabkan pasokan daerah lain berkurang. Dengan kata lain, supplai air untuk daerah lain dikorbankan untuk memenuhi beban dan kebutuhan air Jakarta.

Dalam kaitanya dengan masalah ini, mutlak bagi warga Jakarta untuk menghemat air, utamanya air dari sumber PAM, karena air tersebut diperoleh sumber air bakunya dari daerah lain, yang dialirkan ke Jakarta dan diolah menjadi air bersih.

Dari sisi manajemen pengelolaan, air permukaan di DKI Jakarta yang bersumber dari air hujan, sebesar 65% lari menjadi air permukaan yang mengalir ke laut, sisanya 45% mampu diserap mengisi aquifer dangkal dan menyimpan air tanah. 

Jadi pada aspek manejemen sumber air permukaan, tidak banyak air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air warga Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun