Pada perkembangan peradaban saat ini individu semakin aware dengan kesehatan mental yang ia miliki. Individu-individu saat ini cenderung mulai menyadari mengenai bagaimana pentingnya menjaga mental serta konsultasi dengan psikolog apabila dirasa mengalami gangguan pada kondisi psikisnya. Sebelum berkonsultasi dengan psikolog, masyarakat cenderung memikirkan bagaimana biaya yang nantinya dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut apakah mahal atau tidak, bagaimana pembayarannya, serta apakah boleh utang dulu.Â
Hal-hal yang sepertinya dianggap sepele namun terkadang terlintas dalam pikiran. Pelayanan konsultasi psikologi tentu berbeda dengan pengobatan pada dokter umum yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat seperti klinik, puskesmas, atau rumah sakit. Kurangnya informasi yang dimiliki individu mengenai bagaimana biaya pelayanan konsultasi psikolog menjadi salah satu faktor yang membuatnya ragu untuk datang ke psikolog.
Ketentuan Kode Etik Psikologi Mengenai Biaya Layanan Psikologi
Pembahasan mengenai biaya layanan psikologi telah diatur dalam Kode Etik Psikologi BAB VII. Psikolog diharapkan untuk memberikan informasi yang transparan dan jelas terkait biaya yang terlibat dalam layanan mereka. Mereka harus berkomunikasi dengan klien mengenai biaya sesi, opsi pembayaran, dan kebijakan pembatalan. Hal tersebut penting dilakukan guna menjaga integritas serta kredibilitas psikolog tersebut, selain itu pemberian informasi yang jelas dapat mengurangi atau mencegah kesalahpahaman antara psikolog dengan kliennya.
Prinsip Kejelasan dan Kesepakatan Bersama
Prinsip utama yang dapat diambil dari Kode Etik Psikologi adalah kejelasan dan kesepakatan bersama antara psikolog dan klien. Sebelum konsultasi dimulai, psikolog sebaiknya membahas secara terperinci tentang biaya yang terlibat, dan keduanya harus mencapai kesepakatan yang jelas mengenai opsi pembayaran. Ini menciptakan kerangka kerja yang transparan dan mengurangi potensi kemungkinan buruk yang terjadi nantinya di masa mendatang.
Fleksibilitas dan Alternatif Pembayaran
Dalam beberapa situasi, klien mungkin mengalami kesulitan keuangan yang membuat pembayaran segera sulit dilakukan. Kode Etik Psikologi memberikan panduan kepada psikolog untuk memberikan fleksibilitas dan alternatif pembayaran. Beberapa praktik psikologi dapat menawarkan skema tarif berdasarkan penghasilan atau bahkan program bantuan keuangan bagi klien yang membutuhkannya. Pada Kode Etik Psikologi BAB VII Pasal 36 juga dijelaskan bahwa pembayaran biaya layanan psikologi dapat dilakukan dengan barter, tentu hal itu perlu adanya pembahasan lebih lanjut antara psikolog dan klien tentang itu.
Pentingnya Tanggung Jawab Profesional
Tanggung jawab profesional merupakan salah satu pijakan dalam dunia psikologi untuk menjaga etika. Dalam konteks pembayaran, psikolog bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan psikologi dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang tanpa adanya hambatan finansial yang tidak perlu. Jika utang diperlukan untuk memberikan bantuan kesehatan mental, maka harus diatur dengan cermat dan tetap mematuhi prinsip-prinsip etika.
Kolaborasi dalam Menemukan Solusi
Penting untuk menekankan bahwa psikolog dan klien dapat bekerja sama untuk menemukan solusi yang memenuhi kebutuhan keduanya. Komunikasi terbuka dan jujur mengenai situasi keuangan klien dapat membuka pintu bagi diskusi tentang opsi pembayaran yang sesuai. Psikolog, dengan etika profesionalnya dapat mencari solusi bersama yang menghormati kesejahteraan psikologis klien.
Memutuskan untuk membayar konsultasi psikologi belakangan mungkin dapat diterima dalam konteks kerangka kerja etika yang benar. Namun, penting untuk memahami bahwa etika psikologi menempatkan penekanan kuat pada kejelasan, kesepakatan bersama, dan tanggung jawab profesional. Jika utang perlu diambil sebagai solusi, harus diatur dengan bijaksana agar tetap mematuhi prinsip-prinsip etika yang tercantum dalam Kode Etik Psikologi. Dengan cara ini, kita dapat menjaga integritas dan kesehatan mental tanpa mengecilkan pentingnya aspek etis dalam memberikan dan menerima layanan psikologi.
Referensi :
HIMPSI. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia, 11--19. http://himpsi.or.id/phocadownloadpap/kode-etik-himpsi.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H