Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Menjadi Manusia Kuat

10 September 2022   11:22 Diperbarui: 10 September 2022   11:29 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from kompas.com

Dear Pembaca yang budiman...

Sudah lama rasanya saya tidak menulis di Kompasiana, agak canggung mau memulainya. Tapi ya sudah yang penting menulis saja. Semoga ada yang membaca dan bisa jadi tambahan kebaikan bagi saya dan yang membaca.

Sudah sepekan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diumumkan mengalami kenaikan. Kaget... semua orang kaget, tidak hanya DPR saja yang kaget ya... Meskipun, sebenarnya banyak pihak sudah memprediksi kondisi kenaikan BBM pasti akan segera terjadi, tinggal menunggu waktu yang tepat.

Reaksi dari warga masyarakat sangat beragam, tinggal berangkat dari atas dasar apa mereka merespon kenaikan BBM tersebut. Pejabat dan buruh tentu berbeda dalam menyikapinya, apalagi emak-emak ibu rumah tangga istri dari pekerja harian dengan ibu-ibu elit istri pejabat. Beragam sekali pendapatnya kalau dipertemukan dalam satu forum pasti akan terjadi pro dan kontra. Memang harus begitu normalnya.

Tapi yang ingin saya sampaiakan disini bukanlah masalah pro dan kontra yang terjadi. Tapi lebih melihat apa yang harus dilakukan dan sikap apa yang harus diambil oleh seluruh lapisan masyarakat yang bernama Rakyat Indonesia terhadap kejadian ini.

Seluruh lapisan masyarakat mulai dari buruh sampai pemerintah harus mengambil peran yang seiring sejalan, tidak ada yang merasa di korbankan maupun tega mengorbankan. Semua bertanggungjawab terhadap peran yang sudah dipilihnya.

Buruh, karyawan, emak-emak, termasuk saya sendiri (mode ketawa), harus belajar menjadi manusia kuat, sambil terus mencari, mengeksplor cara untuk bisa menambah penghasilan. Tambah semangat bekerjanya, tambah rajin cari sampingan, jangan cuma pamer tik tokan, tapi bagaimana tik tokan bisa dapat cuan, pintar mencari kesibukan (tapi jangan pura-pura sibuk ya). Jangan terlalu boros naik kendaraan, dihemat pengeluarannya, banyakin jalan kaki biar tambah sehat, atau bisa juga dengan naik sepeda. Pokoknya tetap berusaha keluar dari zona sulit ini. Tidak perlu nyalahin pemerintah juga, sudah ada bagiannya sendiri. Tapi kalau mau berekspresi ya boleh-boleh saja, tapi ingat tetap harus berhati-hati. Saya yakin Manusia itu adalah Makhluk yang paling pintar beradaptasi.

Yang sedang jadi pemerintah juga harus cari cara bagaimana bisa menekan harga BBM bisa di turunkan, jangan hanya sekedar "nerimo ing pandum" (terima apa adanya) mengikuti pasar dunia. Buktinya di Negara sebelah harga bisa lebih murah. Kenapa bisa begitu? (analisanya mungkin yang tau ya para pengamat dan para ahli). Berantas mafia-mafia BBM, yang sukanya mencari kesempatan dalam kesempitan. Mulai cari energi alternatif, undang dan diskusi dengan para ahli energi, serius garap industri kendaraan listrik, jangan minta naik gaji, jangan minta naik tunjangan, ditahanlah dulu jalan-jalan yang tidak bermutunya. Modenya sekarang jaga perasaan rakyat dulu.  

Jangan sampai ya, ada yang nakut-nakuti... Indonesia seperti Sri Lanka. Naudzubillahi min dzalik...

Harus dicegah hal itu tidak boleh terjadi. Caranya, ya harus sama-sama dari rakyat sampai pejabatnya harus bersatu, jadi manusia-manusia kuat.

Sudah segitu saja.

Maaf jika kurang berkenan..

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun