Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Istriku, Jangan Paksa Aku Untuk Poligami (8)

6 Januari 2012   15:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:14 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikamar Naila,hanya ada desiran rasa yang membuncah dalam jiwaku.Namun aku melihat Naila hanya menghadiahkan senyuman tipis kepadaku.Aku masih ingin mendekatkan hatiku dengannya,menyemai cinta dilubuk jiwanya.Namun kelihatannya dia sudah terlalu tersiksa menahan kantuknya.Tapi aku tak ingin menyia-nyiakan waktu dan kesempatan ini.Hari-hari pertama yang penuh dengan cinta kasih dan kebersamaan.

“Yank,sebentar deh…mas pengen cerita sama kamu..” bujukku

“cerita apa suamiku,aku sudah ngantuk..” jawab Naila

“Sebentar saja yank..” pintaku memelas

“eeeggghhh….” Dia memaksa membangunkan tubuhnya yang terlihat sudah berat untuk menahan kantuk.

“sebentar ya…” aku minta ijin kepadanya

Tak lama,aku sudah membawakan untukknya segelas susu hangat.

“ini yank,diminum dulu…!”aku menyodorkan susu hangat buatanku.

“hhmmm…aku tidak suka minum susu,apalagi tadi aku kan sudah sikat gigi,buat mas aja ya..” jawab Naila.

“ohh..ya sudah,”

“begini yank,mas ingin mengakrabkan hati kita,mas ingin banyak bercerita kepadamu,dan mas juga ingin mendengarkan bagaimanakah ceritamu tentang rasanya hidup dinegeri orang.Apa saja yang bisa membuatmu kuat,dan bertahan sampai kamu berhasil membawa predikat berharga itu,apa saja pengalaman yang kamu dapatkan,mas ingin mendengarkannya.”

Meski dengan terkesan berat,aku menjadikan malam itu terasa lebih hangat,dia banyak menceritakan pengalamannya,tentang berhadapan dengan seorang dosen yang killer,dosen yang pernah sempat jatuh hati kepadanya.Dan yang paling menyedihkan dia pernah dirawat selama seminggu disebuah klinik,karena menderita penyakit thypus.

Sampailah pada cerita hidupnya,yang berulangkali harus menelan kekecewaan karena gagal mendapatkan pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya.Yang membuat dia menjadi sangat down dan patah arang.

Siapa sangka meski dia seorang wanita yang telah berhasil mengejar cita-citanya kepuncak yang tertinggi,namun,dia harus rela berulang kali gagal dalam mengejar cintanya.Banyak pria yang kemudian lari darinya setelah banyak memberikan janji kepadanya.Mungkin saja,tekadnya yang tidak mau menikah ketika masih kuliah,yang menyebabkan banyak laki-laki yang tidak sabar menunggunya.

Idiologinya yang kuat,dan sulit untuk diluluhkan memang tipikalnya semenjak SMA.Yah kami memang pernah sempat satu sekolah,namun aku berada satu tingkat dibawahnya.Ketika SMA aku tidak pernah mengenalnya,karena saat itu,aku memang seorang yang pemalu.Namun,mungkin saja dia pernah mendapatiku,karena meski pemalu,aku dulu pernah ditunjuk sebagai seorang ketua ROHIS di sekolahku,dan sering mondar-mandir kekantor,yang kebetulan melewati kelasnya.

Semenjak lulus dari SMA dia meneruskan kuliah di UNDIP semarang,lalu setelah dari Undip dia mengajukan beasiswa ke Malaysia,yakni di Universitas Sains Malaysia,setelah berhasil menamatkan S2-nya,dia masih ingin melanjutkan kuliahnya,dengan jurusan yang sama yakni teknik kimia,di sebuah universitas di Belanda,yakni Universitas Tilburg.

Sudah banyak laki-laki yang datang ingin meminangnya,bahkan yang terakhir ini,seorang pemuda yang sama-sama mendapatkan beasiswa di Universitas tersebut,dia adalah seorang dokter muda,dan mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan S2nya.Dia mengajukan pinangannya kepadanya saat dia berada di Belanda.Sebelumnya dia tidak pernah tahu menahu tentang pemuda ini.

Dokter muda ini,adalah seorang alumni dari UGM yang ternyata,sungguh diluar dugaan,dia adalah kekasih dari adiknya sendiri,yang saat itu juga sedang kuliah di UGM.

Dia tahu karena adiknya yang berterus terang kepadanya,setelah dia diputuskan oleh dokter muda itu.

Mungkin saja dia merasa bahwa perjalanan cintanya,tak semulus perjalanan cita-citanya.

Yah iniliah hidup semuanya adalah pilihan,dan kita selalu diberikan kebebasan dimanakah pilihan hidup kita itu kita jatuhkan.

Bersambung InsyaAllah

============================

Dari tepian Kota Jakarta

Jumat,06 Januari 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun