[caption id="attachment_144601" align="aligncenter" width="640" caption="tahun baru hijriah momen terciptanya sebuah negeri"][/caption]
Sebentar lagi,kita akan memasuki tahun baru hijriah 1 Muharram 1433 H.Ada banyak nilai historis yang terkandung di balik penanggalan baru hijriah,melewati pendahulunya(penanggalan masehi) yang sudah begitu tua usianya.
Bulan Muharram bagi umat Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah 14 abad silam, yang sebelumnya bernama “Yastrib”.
Sebenarnya kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal.Pemahaman bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi, karena bulan Muharram adalah bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab, yang ketika itu beliau sebagai khalifah kedua sesudah Abu Bakar, dijadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah.
Lalu apakah Esensi Di Balik Penanggalan itu..?
Berawal dari sebuah surat yang diterima oleh Khalifah Umar bin Khattab,yang dikirim oleh Gubernur Khufah : Abu Musa Al As'ari ,yang mengirimkan sebuah surat,tapi tidak ada tanggal terkirimnya.
Kemudian sang Khalifah mengumpulkan para Sahabatnya dan Tokoh-tokoh yang ada di kota Madinah,untuk bermusyawarah membuat sebuah tarikh penanggalan Islam.
Berbagai saran yang berbeda-beda dari masing-masing tokoh dan sahabat,mengenai kapankah penanggalan hijriah pertama kali diawali,ada yang berpendapat dari isra' mi'raj Nabi Muhammad,ada yang mulai dari hari Lahirnya Nabi,ada yang dari pertama kali Nabi Muhammad di angkat menjadi Rasul.Ada pula yang berpendapat dari wafatnya Nabi.
Lalu tampillah Sahabat Ali Bin Abi Thalib,yang dengan ide briliannya mengatakan bahwa penanggalan baru islam, hendaknya dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW,dari Makkah ke Madinah (Yatsrib).Itulah kenapa penanggalan islam dinamakan dengan penanggalan hijriah,yakni yang berasal dari kata hijrah.
Terlepas dari kekeliruan yang telah berakar di kalangan kaum muslimin,yang memperingati hijrahnya Nabi Muhammad,yang ternyata tidak terjadi di bulan Muharram melainkan bulan Shafar,tapi peristiwa penting itu memberikan sebuah esensi bagi kaum muslimin,bahwa dalam membangun sebuah negeri yang besar,para pendahulu kita telah melakukan sebuah proses panjang yang menyulitkan,perjuangan yang bertaruhkan harta,tenaga,bahkan nyawa sekalipun demi terciptanya sebuah negeri.
Perjuangan,yang lebih didasari dari sebuah kesadaran dan pemahaman yang mendalam tentang begitu pentingnya arti sebuah kemerdekaan,kebebasan,dan menjalankan sebuah pedoman hidup,tanpa merasa dibayang-bayangi,dihalang-halangi oleh mereka para kaum penjajah musyrikin.
Bagaimana para pendahulu kita,telah memberikan sebuah nilai historis yang teramat penting,untuk sebuah keberlangsungan generasi anak negeri penerusnya.
Bahwa negeri yang besar,adalah negeri yang mempunyai rakyat-rakyat yang dengan ikhlas berjuang,berusaha sekuat tenaga,rela mengorbankan apa yang mereka mampu,demi membangun sebuah kemaslahatan negeri untuk lebih baik dan bernilai.
Bukan justru sebaliknya,mereka para pemimpin kekinian malah mencontohkan sebuah nilai dan citra yang buruk,ketika banyak rakyatnya yang miskin papa,menderita,dan tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kita merindukan sosok pemimpin yang bersahaja,sederhana,namun berjiwa besar,berhati luas dan bertekad baja untuk memperjuangkan kemaslahatan rakyat yang dipimpinnya.
============================
Salam Historis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H