Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mundur Dalam Kemajuan (Refleksi Prie GS)

12 Agustus 2011   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:51 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya memang sangat suka mendengarkan ceramahnya Pak Prie GS,awal ketertarikan saya adalah seringnya saya mendengarkannya di radio smart fm,setiap tengah malam sepulang dari rutinitas bekerja.Celotehannya memang sederhana,tapi sarat akan makna.Ada hal-hal yang diluar jangkauan keumuman manusia biasa,yang mampu ia sajikan dengan bahasa yang apik.Salah satunya tentang topik ini "Mundur Dalam Kemajuan".

Semakin jalan dihaluskan, semakin keruh jalan dengan kebut-kebutan. Makin maju teknologi rem pada kendaraan, makin banyak angka kecelakaan. Semakin mobil dilengkapi dengan bantalan peredam benturan, makin banyak supir menantang kecelakaan.

Inilah fenomena "homeostasis", dalam  setiap kemajuan, seseorang malah merasa mundur. Yang kaya makin mudah dililit kemiskinan. Makin banyak diberi, makin mudah timbul rasa kurang. Fenomena ini jika sedang berlangsung akan menyerang siapa saja.

Jika kita pejabat, apa saja yang kita kerjakan rasanya selalu salah. Rasanya media hanya menulis yang buruk-buruk saja. Padahal tidak, karena kalau itu dilakukan maka media itu akan mati dengan sendirinya. Setiap kali ada kabar tentang korupsi, bencana, atau kriminal, stasiun televisi pasti juga meyiapkan pelawak-pelawak yang memantik tawa. Diluar kabar buruk, media pasti juga menyiarkan tawa.

Betapapun semua sudah dibuka, tapi selalu ada rasa kurang, selalu ada pihak yang dirasa belum telanjang. Apakah kinerja pemerintah selalu buruk? tidak! Karena rasa dan kenyataan adalah berbeda. Apa yang kita rasakan berbeda dengan mereka/orang lain rasakan. Ada versi kita, ada versi mereka. Kenyataan bermacam-macam versinya, tergantung cuaca di kepala. Maka kalau kenyataan sedang terlihat mendung, itu bukan karena seluruh dunia mendung, melainkan karena mendung tebal di kepala kita.

Banyak perasaan mundur, tapi jangan sampai mengubur fakta adanya kemajuan. Ada kabar sedih, tapi jangan sampai melupakan fakta kegembiraan. Fenomena "homeostasis" memang penuh paradoks, tapi itu karena dia sedang menjalankan hukum keseimbangan. Untuk seimbang dalam maju, memang harus ada perasaan mundur.

Mudah-mudahan Kita bisa  bersikap yang terbaik,atas setiap sisi kemajuan hidup yang terbentang dihadapan kita.

Di salin ulang dari website smart fm langsung

sumber :www.radiosmartfm.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun