Mohon tunggu...
Ahmad misbakhul Mustofa
Ahmad misbakhul Mustofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi main mobile legends

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran PKN dalam Membentuk Karakter Mahasiswa

18 Desember 2022   10:36 Diperbarui: 18 Desember 2022   10:41 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan PKn dalam upaya pembentukan karakter kewarganegaraan mahasiswa melalui proses pendekatan berbasis nilai pada pembelajaran mata kuliah PKn dalam perguruan tinggi sehingga mewujudkan good citizen. 

PKn di perguruan tinggi adalah bagaimana mendidik para mahasiswa sebagai calon intelektual bangsa menjadi warga negara yang baik yang dapat memahami tentang substansi nilai-nilai falsafah negaranya, memiliki kepribadian yang mantap, berpandangan luas dan mampu bersikap demokratis yang berkeadaban. 

Kompetensi dasar dari mata kuliah pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah agar mahasiswa nantinya dapat menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) dan cinta tanah air (patriotisme), menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin serta dapat berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai-nilai Pancasila. 

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif studi pustaka, dengan menggunakan sumber data litelatur jurnal, buku-buku dan lain lain. 

Hasil penelitian ini yakni PKn sebagai media pendidikan karakter bukan sekedar mengenalkan nilai-nilai kepada mahasiswa, tetapi juga harus mampu menginternalisasi nilai-nilai berdasarkan pancasila agar berfungsi sebagai muatan hati nurani sehingga mampu membangkitkan penghayatan dan pengamalannya sebagai warga negara, nilai-nilai inilah yang akan menyusun ketahanan mental dan moral manakala terjadi pertemuan antar nilai yang berbenturan. 

Kata Kunci: Karakter Kewarganegaraan

Abstrack

This study aims to describe the role of Civics in the effort to build student citizenship through a values-based approach to learning Civics courses in tertiary institutions so as to create good citizens. 

Civics in tertiary institutions is how to educate students as intellectual candidates for the nation to become good citizens who can understand the substance of the country's philosophical values, have a solid personality, have a broad outlook and are able to act in a civilized democratic manner. 

The basic competence of citizenship education courses in tertiary institutions is that students can later become scientists and professionals who have a sense of nationalism (nationalism) and love for the motherland (patriotism), become citizens who have competitiveness, are disciplined and can participate actively in building life. peace based on the Pancasila values system. 

The method used in this research is descriptive qualitative literature study, using literary data sources from journals, books and others. The results of this study are that Civics as a character education medium does not just introduce values to students, but also must be able to internalize values based on Pancasila so that it functions as a conscience so as to be able to evoke appreciation and practice as citizens, these values will be building mental and moral resilience when there is a meeting between conflicting values.

Keywords: Citizenship Character

PEMBAHASAN

Pancasila memiliki kaitan erat dengan pendidikan pada umumnya dan secara khusus pada pendidikan kewarganegaraan. Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar pendidikan nasional memiliki beberapa makna. Secara filosofis pendidikan nasional merupakan keniscayaan dari sistem nilai yang terkandung dalam Pancasila. 

Secara substansif-edukatif pendidikan nasional untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sesuai UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. 

Secara sosio politik hasil pendidikan untuk menghasilkan anggota masyarakat, komponen bangsa dan warga negara yang cerdas dan baik sesuai Pancasila dan UUD 1945. Secara praxis-pedagogis dan andragogis nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 diwujudkan proses belajar dan pembelajaran.2 

Pada konteks membangun visi kenegaraan dan kebangsaan indonesia yang dilakukan melalui pendidikan kewarganegaraan, Pancasila umumnya dinyatakan sebagai tujuan akhir terwujudnya konsepsi kewarganegaraan indonesia yang ideal.

 Dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajbannya untuk menjadi warganegara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pnacasila dan UUD 1945.

Pemetaan yang dilakukan Kalidjernih (2007) juga menunjukan bahwa fokus PKn di Indonesia pada tahun 1964, 1968, 1975, 1984, dan 1994 adalah pembentukan manusia pancasila. Secara kontekstual sistem PKn di Indonesia di pengaruhi oleh aspek-aspek pengetahuan intraseptif (intraceptive knowledge) berupa agama dan pancasila.

Berdasar hal ini dapat dinyatakan bahwa pancasila menempatkan diri sebagai landasan, isi dan tujuan atau cita-cita dari penyelenggaraan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. 

Berkaitan dengan tujuan dan cita-cita ini, dinyatakan bahwa arah PKn di indonesia adalah menuju terwujudnya atribut masyarakat madani yang bercirikan berketuhanan yang maha esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, demokratis-konstitusional, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, berbhinneka tunggal ika, menjunjung tinggi hak asasi dan kewajiban manusia.

Ciri demikian tidak lain adalah cerminan dari nilai-nilai pancasila yang sekaligus pula menunjukan karakter ideal bangsa dan warga negara yang berdasar pancasila.

Menurut Kaelan (200) Pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu pendidikan nilai dalam hal ini adalah nilai moral. Dalam klasifikasi filsafat nilai dibedakan atas nilai logika, nilai estetika, dan nilai etika (moral), melalui pendekatan filsafati dikatakan bahwa pancasila adalah suatu sistem etika, sebuah sistem nilai.

PKn sebagai pendidikan nilai harus mengikutsertakan pula pendekatan pendidikan yang dipakai dalam kerangka proses penyampaian nilai pada anak. Pendekatan berbasis nilai dinamakan sebagai strategi atau cara bagaimana nilai dibelajarkan pada subyek didik. Sehubungan dengan pendekatan nilai, banyak para pakar telah mengembangkan berbagai pendekatan dalam pendidikan nilai, dikenal 5 model pendekatan yaitu:

A. Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach)

Suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa, Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut  pendekatan ini antara lain keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan, peranan, dll.

B. Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach)

Karakteristiknya memberi penekanan kognitif. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral.

C. Pendekatan analisis nilai (values analysis approach)

Memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial.

D. Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach)

Memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri.

E. Pendekatan pembelajaran berbuat (action learnig approach)

Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan yang bermoral baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.

KESIMPULAN

Peran PKn dalam proses pembelajaran mahasiswa di Perguruan Tinggi sangat erat kaitannya terhadap pembentukan karakter kewarganegaraan yang ditanamkan dalam mahasiswa melalui pendekatan berbasis nilai tidak hanya pengenalan nilai-nilai yang dilakukan, melainkan menginternalisasi pula nilai tersebut kepada mahasiswa guna menuju terwujudnya atribut masyarakat madani yang bercirikan berketuhanan yang maha esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, demokratis-konstitusional, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, berbhinneka tunggal ika, menjunjung tinggi hak dan kewajiban azasi manusia.Saran untuk dapat memacu terwujudnya karakteristik kewarganegaraan harus di imbangi pula peran dosen dalam melaksanakan KBM PKn terutama lebih memvariasikan sumber bahan ajar yang relevan dan dirasa dapat menambah aspek good citizen dalam diri mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun