Mohon tunggu...
Ahmad Marjuki
Ahmad Marjuki Mohon Tunggu... Administrasi - foto ahmad marjuki

Pemerhati Masalah Sosial, dan Aktif di berbagai Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sumpah Pemuda 28 Oktober: Pemuda Aset Bangsa dan Negara di Masa Depan

28 Oktober 2016   08:27 Diperbarui: 28 Oktober 2019   17:08 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mangakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa indonersia.

Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoen, bahasa Indonesia.

"Sejarah  telah  mencatat  kiprah  pemuda  yang  selalu berjuang  dengan  penuh  semangat.  Pemuda  Indonesia  yang  berjuang  pada jaman penjajahan rela  mengorbankan  diri  demi  bangsa  dan  negara.  Begitu  besar  dan pentingnya peran pemuda, sehingga dalam sebuah pidatonya Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno pernah berkata “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”.

 

Rumusan hasil kongres tanggal 28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh perwakil organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatsanen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Tionghoa, Pemuda Kaum Betawi, dan lain-lain. Di Gedung Indonesiche Clubgebouw Jalan Keramat Raya 106 Jakarta (Sekarang dijadiakn Museum Sumpah Pemuda). Peran pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah melahirkan pergerakan nasional dan  mengantarkan  Indonesia pada  kemerdekaan. Pada  tahun 1908  pergerakan  Budi  Oetomo  berhasil  memupuk  bibit  nasionalisme,  tahun  1928 dengan  Sumpah  Pemuda  berhasil menggalang semangat  persatuan  nasional,  dan pergerakan   pemuda   tahun   1945   berhasil   mewujudkan   cita-cita   kemerdekaan. Begitu  juga  pada  masa lahirnya  reformasi  pada  tahun  1998,  tidak  luput  dari  peran pemuda  dengan  kesatuan  aksi  mahasiswanya.  Hal  inilah  yang  menunjukan  bahwa pemuda  tidak  hanya  berpangku  tangan  saja,  tetapi  senantiasa  berperan  sebagai pemikir,pelaksana  dalam  proses  perjuangan,  pembaharuan, dan pembangunan bangsa dan negara.  

Sejarah dan merdunya bunyi lirik dalam ikrar untuk mewujudkan cita-cita dan perjuangan akan adanya “tanah air Indonesia” untuk menjadikan Negara Indonesia yang ingin mereka capai. Ketika 17 tahun setelah kongres Pemuda II pada tahun 1928, perjuangan dan cita-cita itu menjadi kenyataan. Indonesia diproklamirkan menjadi sebuah Negara yang merdeka. Tepat, sudah sembilan puluh satu tahun yang lalu pemuda Indonesia mengikrarkan diri dalam Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia.

"Pemuda Aset Bangsa dan Negara Di Masa Depan"

“B.R. O’Gorman Anderson : Sejarah Indonesia ada pada pemudanya”

Regenerasi adalah sebuah keniscayaan bagi sebuah bangsa yang tidak bisa ditolak atau dihindarkan. Bangsa manapun yang ingin tetap berjaya dan bertahan lama pasti akan menyiapkan keberlanjutan generasinya. Pemuda merupakan aktor intelektual yang kehadirannya diharapkan mampu membawa suatu bangsa bertransformasi menuju arah yang lebih baik. Di Indonesia, hal ini semakin bermakna seiring dengan semakin dekatnya peluang bonus demografi yang puncaknya terjadi pada kurun 2020-2030. Untuk dapat memanfaatkan momen langka yang terjadi sekali seumur hidup ini dengan baik, dibutuhkan pemetaan mengenai kuantitas dan kualitas sumber daya pemuda Indonesia. yang harus di jawab tentang seberapa besar armada pemuda yang dimiliki oleh bangsa ini beserta karakteristik demografinya.


Bonus demografi adalah fenomena di saat porsi penduduk yang produktif lebih besar daripada porsi penduduk yang tidak produktif. Sehingga pada momen bonus demografi seharusnya menjadi masa, dimana pemuda dengan potensinya yang besar mampu membawa seluruh bangsa menikmati peluang tersebut.  Hal ini menjelaskan bahwa Indonesia harus mampu menyiapkan penduduk usia produktif menjadi pemeran utama dalam pemanfaatan bonus demografi.  Pemuda  harus  semakin  kreatif, inovatif,  produktif,  dan  memiliki  kapasitas  lebih  agar  berdaya  saing  dalam kancah regional dan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun